Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penikmat bacaan dan tulisan

Kepala Sekolah Pembelajar

Diperbarui: 27 September 2017   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh:

IDRIS APANDI

(Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Master Trainer Diklat Calon Kepala Sekolah)

Pemimpin adalah sosok yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Arah dan karakter organisasi akan ditentukan melalui kepemimpinannya. Dengan demikian,  maka seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas dalam membangun dan mengelola organisasi yang dipimpinnya. Selain itu, pemimpin harus memiliki kompetensi sebagai wujud pemimpin yang profesional.

Seorang pemimpin juga harus mampu mengelola, mengoptimalkan, dan memberdayakan berbagai sumber daya baik sumber daya materil maupun sumber daya manusia. Dalam sebuah organisasi, pemimpin dihadapkan pada staf atau bawahan yang memiliki beragam karakter, harapan, dan keinginan yang ingin diakomodir oleh sang pemimpin. Dan kadang kala, sang pemimpin pun pada dihadapkan pada kondisi yang sulit untuk mengambil keputusan, dan pada akhirnya keputusan yang diambil mengambil skala prioritas dan belum tentu memuaskan semua pihak.

Seorang pemimpin tentu bukanlah sosok yang sempurna, bukan sosok yang serba tahu atau serba bisa. Disamping memiliki keunggulan, dia pun memiliki kelemahan. Oleh karena itu, dia wajib belajar. Belajar pada hakikatnya bisa dilakukan seorang pemimpin dari siapapun, kapan pun, dan dimana pun. Tidak perlu malu mengakui kelemahan atau berlidung dibalik ego, karena mengakui kekurangan tidak akan menurunkan wibawa, tetapi justru sebaliknya, akan semakin membuktikan bahwa yang bersangkutan adalah seorang pemimpin yang bersikap bersikap terbuka terhadap perubahan dan memiliki mental pembelajar.

Pemimpin diharapkan menjadi sumber informasi sekaligus sebagai sumber solusi. Oleh karena itu, dia harus terus meningkatkan kompetensinya, selalu mengupdate informasi, dan menjemput bola agar tidak tertinggal informasi. Hal ini bisa dilakukan jika seorang pemimpin memiliki jiwa pembelajar.

Kepala sekolah adalah pemimpin di sekolah. Dia memiliki wewenang sekaligus tanggung jawab untuk menata dan mengelola sekolah dengan baik. Dia tentunya berharap terjadi peningkatan kualitas selama dia menjabat kepala sekolah, sehingga ketika pindah atau pensiun, dia meninggalkan kesan yang positif dari para stafnya. Dia akan menajdi sosok pemimpin yang kehadirannya dirindukan dan kepergiannya ditangisi.

Untuk mewujudkan hal tersebut bukan hal mudah. Perlu kerja keras. Selain itu, kepala sekolah juga perlu terus belajar. Kepala sekolah bukan hanya belajar dari buku atau melalui seminar-seminar, tetapi juga bisa belajar dari guru atau stafnya sendiri. Misalnya ketika ada guru yang rajin, disiplin, dia perlu belajar untuk berlaku hal yang sama. Ketika ada siswa yang belajar dengan tekun, rajin membaca, maka dia pun tidak salah untuk rajin membaca. Ada penjaga sekolah yang bekerja dengan penuh dedikasi dan loyalitas, dia pun perlu belajar darinya. Walau sebagai pemimpin, dia wajib membina para stafnya, tetapi bukan berarti tidak perlu belajar dari bawahannya.

Jika ada guru yang kreatif pandai menulis, kepala sekolah pun selain bangga, juga perlu mempelajari cara menulis supaya dia pun pandai menulis, karena menulis karya ilmiah merupakan salah satu bentuk pengembangan profesi kepala sekolah. Kepala sekolah dapat menulis Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), best practices,artikel, atau buku. Hikmah atau pelajaran bukan hanya diambil dari peristiwa yang baik, tetapi juga dari peristiwa yang buruk. Dari perisiwa yang baik kita dapat belajar untuk dapat menirunya, dan dari peristiwa yang negatif, kita dapat belajar untuk menjauhinya.

Kepala sekolah pembelajar tidak pernah menyepelekan ilmu sesederhana apapun dan siapa pun yang menyampaikannya. Kepala sekolah pembelajar mau menginvestasikan waktu, tenaga, bahkan biaya untuk meningkatkan kompetensinya. Disamping melalui melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti forum-forum resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah seperti diklat, studi banding, juga melalui kegiatan mandiri baik berbasis kelompok seperti KKKS/MKKS, maupun secara individu seperti rajin membaca buku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline