Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Lebaran dan Edukasi Ziarah Kubur

Diperbarui: 26 Juni 2017   14:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Oleh:
IDRIS APANDI

Salah satu aktivitas yang dilaksanakan pada saat lebaran adalah ziarah ke makam orang tua atau anggota keluarga yang telah meninggal. Ziarah ke makam biasanya dilaksanakan pada hari H atau H+1 lebaran.

Pemakaman ramai oleh penziarah dari berbagai daerah. Para pedagang bunga dan pembersih makam ikut mendapatkan berkah, sementara para pendo'a sibuk membantu penziarah yang tidak bisa membaca tahlil untuk membacakan do'a. Mereka biasa mendapatkan "honor" seikhlasnya dari sang peminta bantuan.

Para peziarah ada yang datang sendiri, tapi kebanyakan datang secara rombongan. Mereka membawa serta anggota keluarganya ke makam. Ada beberapa manfaat yang didapatkan dengan membawa serta anggota keluarga, khususnya anak-anak. Pertama, ikut mendo'akan orang yang telah meninggal. Kedua, ikut memberitahukan silsilah keluarga dan lokasi pemakaman, dan ketiga, mengingatkan bahwa kita pun akan mengalami kematian.

Rasulullah SAW bersabda bahwa jika seorang anak Adam meninggal, maka akan putus semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu (1) sodaqoh jariyah, (2) ilmu yang dimanfaatkan, dan (3) do'a anak saleh. (HR Muslim).

Ziarah ke makam orang tua yang telah meninggal adalah cerminan seorang anak yang berbakti. Ketika hidup, sang anak bisa bersimpuh memohon maaf, tapi setelah meninggal, hanya do'a dan lantunan surat Yaasiin yang dapat disampaikan.

Mungkin ada penyesalan dalam lubuk hatinya karena ketika orang tua masih hidup belum dapat membahagiakan atau kurang berbakti kepada mereka, padahal sukses anak tidak akan lepas dari do'a tulus yang dipanjatkan orang tua.

Do'a orang tua dapat membuka pintu langit dan mustajab. Ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua, dan murka Allah ada pada murka kedua orang tua. Penyesalan memang selalu datang di akhir, tapi tidak terlambat untuk berbakti kepada kedua orang tua, dalam bentuk mendo'akannya.

Tradisi menziarahi makam orang tua perlu dilanjutkan ke para anak-cucu. Minimal datang setahun sekali pada saat lebaran. Ziarah kubur pada dasarnya bisa dilakukan kapan saja, tapi paling ramai memang pada saat lebaran. Walau demikian, mendo'akan mereka bukan hanya pada saat ziarah saja, tetapi dapat dilakukan setiap saat, utamanya pada waktu-waktu mustajab seperti sebelum iqomat, setelah shalat fardhu, dan sepertiga malam terakhir.

Dalam konteks fiqih dan adab, anak-anak perlu diberikan edukasi tentang tata cara berziarah, misalnya harus memiliki wudhu, mengucap salam ketika masuk ke pemakaman, memakai pakaian yang sopan dan menutup aurat, berdo'a dengan khusyu, menghadap ke kiblat, dan jangan menduduki makam.

Ada pun tata cara berdo'a dimulai dari membaca istighfar, membaca asma'ul husna, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, lalu memanjatkan do'a sesuai dengan kemampuan masing-masing atau membaca Al-Qur'an (biasanya surat Yaasiin).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline