Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penikmat bacaan dan tulisan

Isra Mi’raj dan Sepinya Surau Kami

Diperbarui: 21 Maret 2020   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanggal 27 Rajab dalam kalender Islam diperingati sebagai hari Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. 

Dalam kalender masehi di Indonesia, Peringatan Isra Mi’raj dijadikan sebagai hari libur nasional. Isra Isra Mi’raj adalah perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Masijidil Haram di kota Mekkah ke Masjidil Aqsadi Palestina ditemani malaikat Jibril dan buraq¸ seekor binatang yang dikirim Allah dari surga untuk membawa Nabi Muhammad SAW. 

Dari Masjidil Aqsa¸Nabi Muhammad SAW lalu diangkat ke langit ketujuh untuk bertemu dengan Allah SAW dan menerima perintah shalat lima waktu.

Peristiwa Isra Mi’raj menjadi salah satu mukjizat yang diterima Nabi Muhammad SAW karena berlangsung sangat singkat. Pergi pada saat tengah malam, dan kembali sebelum subuh. 

Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.

Sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW diceritakan kembali pada setiap momentum memperingatinya. Para da’i dan ustadz membahasnya di majelis taklim, panggung ceramah, dan khutbah Jum’at.  

Hal tersebut pada dasarnya baik karena di samping bertujuan untuk memberi tahu kepada anak-anak, generasi muda Islam, juga sebagai pengingat kepada generasi sebelumnya pernah membaca atau mendengar kisah tersebut.

Pesan peristiwa Isra Mi’raj adalah kewajiban shalat lima waktu, dan masjid adalah tempat yang sangat dianjurkan untuk melaksanakannya, sesuai dengan hikmah kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari satu Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa

Masjid di samping menjadi tempat melaksanakan ritual ibadah shalat, berdzikir, atau berdo’a, juga memiliki peran sosial, yaitu sebagai sarana perjuangan pada masa jihad penyebaran agama Islam, silaturahmi, dan musyawarah menyelesaikan berbagai persoalan  umat. 

Pada masa perjuangan kemerdekaan RI, masjid juga menjadi basis perlawanan dan tempat para ulama membakar semangat para pejuang kemerdekaan.

Jika kita perhatikan, semangat umat Islam membangun masjid sangat tinggi. Di lingkungan pemukiman berpenduduk Muslim, hampir di tiap RT terdapat mushalla, masjid jami, sampai masjid agung yang terletak di alun-alun kecamatan dan alun-alun kota.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline