Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penikmat bacaan dan tulisan

Makna Kurban dalam Perspektif Pendidikan

Diperbarui: 23 September 2015   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari raya idul adha diisi dengan memotong hewan kurban. Dagingnya selain boleh dinikmati oleh yang berkurban, juga dibagikan kepada yang membutuhkan. Agama Islam mensyariatan bagi setiap umatnya yang mampu untuk melaksanakannya. Pelaksanaan kurban diawali oleh kisah Nabi Ibrahim AS yang akan menyembelih anaknya Nabi Ismail AS sebagai bentuk ketataan dan rasa cinta terhadap Allah SWT, lalu oleh Allah diganti oleh seekor kambing dari surga. Setelah peristiwa itu, maka kurban, menjadi ritual yang menyertai perayaan idul adha.

Dalam perspektif pendidikan, ada empat pelajaran yang dapat diambil. Pertama, mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kurban berasal dari kata qurb yang artinya dekat. Dengan kata lain, kurban merupakan sarana untuk mendekatan diri (bertaqarrub) kepada Allah SWT.

Demi ketaatan dan kecintaannya kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim AS rela mengorbankan anaknya Nabi Ismail AS. Rasa cinta terhadap Allah mengalahkan rasa cintanya terhadap anak yang sangat disayanginya. Nabi Ismail AS dengan dengan penuh keikhlasan mau disembelih oleh Nabi Ibrahim AS karena didasari oleh keyakinan bahwa apa yang dilakukannya ayahnya tersebut atas perintah Allah SWT.

Menjelang Nabi Ibrahim menyembelih Nabi Ismail AS, setan terus menggoda keduanya agar membatalkan rencana tersebut, tetapi karena telah dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan yang tinggi, dan ingin mendekatkan diri kepada Allah, maka godaan setan pun tidak mempan terhadap mereka berdua.

Kurban menjadi sarana penghambaan seorang manusia kepada Sang Pencipta. Semakin dekat kepada Allah, maka keimanan dan ketakwaannya pun akan meningkat.  Harta yang dikurbankan dilandasi niat karena Allah, karena pada dasarnya semua harta yang dimiliki adalah titipan dari Allah SWT. Dan Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda bagi hamba-Nya yang berkurban.

Kedua, rela berkorban. Orang yang berkurban adalah simbol orang yang rela berkorban untuk orang lain. Dia mengorbankan harta yang dimiliki dan dicintainya semata-mata karena Allah. Tidak sedikit orang yang mampu kurban tetapi hatinya belum tergerak untuk berkurban. Hal ini disebabkan rasa cintanya yang berlebihan kepada harta yang dimilikinya, padahal harta tersebut pada hakikatnya adalah titipan dari Allah SWT. Dan jaman sekarang pun tidak mudah menemukan orang yang mau berkorban bagi orang lain.

Orang yang berkurban adalah cerminan dari seorang manusia yang mampu mengalahkan ego pribadinya untuk kepentingan orang lain. Orang yang berkurban adalah orang yang senang berbagi kebahagiaan kepada orang lain. Baginya, hakikat kebahagiaan adalah adalah jika mampu membahagiakan orang lain.

Ketiga, meningkatkan solidaritas sosial. Kurban merupakan simbol solidaritas sosial, yaitu membantu sesama manusia. Daging kurban adalah berkah bagi orang yang tidak mampu. Bagi orang yang biasa makan daging, seonggok daging kurban mungkin tidak akan banyak berarti, tetapi bagi yang jarang makan daging, daging kurban merupakan menu yang istimewa, yang hanya dinikmati setahun sekali. Mereka sangat senang ketika bisa menikmatinya. Oleh karena itu, demi mendapatkan daging kurban, banyak orang miskin yang rela antri berjam-jam, berdesak-desakkan, bahkan pingsan karena bagi mereka nilainya sangat berharga.

Kurban merupakan bentuk empati terhadap kesulitan dan penderitaan orang lain. Oleh karena itu, sifat tersebut perlu ditumbuhkembangkan dalam kehidupan masyarakat ditengah-tengah kondisi masyarakat yang semakin individualistis, hedonis, dan egois.

Keempat, menghilangkan sifat-sifat buruk manusia. Kurban melatih manusia untuk menghilangkan sifat-sifat buruk seperti tamak, rakus, kikir, sombong, dan sebagainya. Melalui kurban, manusia mau sebagian harta yang dimilikinya kepada orang lain karena pada dasarnya adalah titipan Allah, bukan semata-mata hasil kerja kerasnya. Dan, sebenarnya harta yang dinikmatinya jauh lebih banyak daripada harta yang dibagikan kepada orang lain.

Harta yang dikurbankan akan mendapatkan keberkahan, dan Allah telah menjamin akan menggantinya dengan pahala yang berlipat ganda. Pahala daging, darah, dan bulu hewan yang dikurbankan akan terus mengalir bagi orang yang berkurban. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berkurban.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline