Lihat ke Halaman Asli

Idris

Hidup disayang mati dikenang

Aku Menangis di Negeri Sendiri

Diperbarui: 15 September 2020   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tribunnews.com

Aku menangis di negeri sendiri
Masuk sekolah negeri, susah terbatas karena zonasi
Masuk sekolah swasta, aku pun bukan orang kaya
 
Aku menangis di negeri sendiri
Melamar kerja, aku tak punya orang dalam
Lewat jalur prestasi, aku hanya bisa mengantri

Aku menangis di negeri sendiri
Selalu dapat perlakuan diskriminasi
Saat melanggar hukum, tunai diadili
Saat bertanya hak hukum, harus berkali-kali

Aku menangis di negeri sendiri
Hidup di negeriku seperti uji nyali
Yang kuat, ia yang menang
Yang lemah, ia yang tenggelam

Aku menangis di negeri sendiri
Negeriku kaya, hanya cerita konon katanya
Faktanya, hanya mereka yang sejahtera
Ya, mereka yang kaya dan yang berkuasa

Aku menangis di negeri sendiri
Melihat keadilan seperti hanya bisikan katanya semata
Kemanusiaan yang adil dan beradab, itu pun hanya cerita  
Dan keadilan sosial pula, hanya nampak sekilas wacana

Aku pun mulai bertanya
Bisakah aku seperti mereka?

Merka, yang sekolah tanpa biaya
Mereka, yang bekerja dengan jalur saudara atau penguasa
Mereka, yang mendapatkan keadilan hukum yang berbeda
Agar aku, tak lagi menangis di negeri sendiri

Aku menangis di negeri sendiri
Ingin segera lucut dari masa kusut
Aku menangis di negeri sendiri
Ingin segera bahagia seperti mereka
Aku menangis di negeri sendiri
berharap keadilan tanpa perbedaan

Aku menangis, di negeri sendiri..............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline