Akhirnya, Jokowi dan Prabowo bertemu di area stasiun MRT Senayan, Jakarta, Sabtu, 13 Juli 2019. Pertemuan keduanya ini, seperti moment lebaran yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat di seluruh Indonesia.
Pertemuan sang duo anak terbaik bangsa ini membuat masyarakat tercengang dan sok. Sebab, nampak terlihat jelas seperti bermusuhan saat pertarungan sengit di pilpres 2019 yang baru saja kita lewati.
Keduanya bertemu seperti tak direncanakan, karena dilihat dari tempatnya bukan di sebuah tempat formal mau pun mewah, melainkan tempat yang sederhana.
Tapi, meskipun demikian saya yakin, pertemuan ini merupakan rencana keduanya dengan tujuan memberikan surprise pada rakyat yang tadinya masih menyangka bahwa Jokowi dan Prabowo masih diam-diaman pasca pilpres 17 April 2019 kemarin.
Meski pertemuan mereka tak berlangsung lama, namun momen tersebut mempu memberikan waktu untuk mereka bercumbu mesra dan tertawa bersama. Hal ini tentu telah memberikan nafas segar bagi Indonesia.
Nilai moral yang paling besar dalam pertemuan mereka, yaitu mampu memotivasi bangsa untuk membangun semangat juang persatuan pada bangsa dan negara.
Dalam kisah ini, kita juga dapat memahami bahwa tidak ada hal yang paling penting dari kepentingan pribadi kita, selain kepentingan bersama.
Sesungguhnya, masyarakat berharap momen yang baik ini seharusnya dilakukan pasca pilpres hanya jelang beberapa hari saja. Tapi, mungkin karena keadaan politik yang masih memanas antar kedua kubu membuat keduanya memutuskan untuk melampiaskan pertemuan yang dipendam-pendam mereka pada hari tadi dengan keadaan informal.
Sejatinya, bersatunya Jokowi dan Prabowo dalam pertemuan tadi bukan hanya untuk kepentingan pribadi melainkan untuk merajut kembali tenun-tenun kebangsaan demi keutuhan NKRI.
Seperti pesan Gusdur "Marilah kita bangun bangsa dan kita hindarkan pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah. Inilah esensi tugas kesejahteraan kita, yang tidak boleh kita lupakan sama sekali".
Pesan diatas merupakan warisan nilai-nilai intelektual yang tak bisa kita lupakan. Serta telah mengajarkan kita betapa pentingnya perdamaian dari kejinya pertikaian.