Lihat ke Halaman Asli

Idris

Hidup disayang mati dikenang

Jika Pelajaran Agama Dihapuskan, Bagaimana dengan Pelajaran Filsafat?

Diperbarui: 9 Juli 2019   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

provisieducation.com


Akhir-akhir ini, isu pelajaran agama yang akan dihapuskan dalam kurikulum semakin marak diperbincangankan. Hal ini membuat banyaknya tanggapan dari berbagai kalangan, khususnya para tokoh agama.

"Agama tanpa nasionalisme akan menjadi ekstrem, sedangkan nasionalisme tanpa Agama akan kering. Beliau menambahkan bahwa fenomena ekstrimisme agama lahir dari orang dan kelompok orang yang terlalu eksklusif dan sempit dalam memehami agama, bukan karena ajaran agamanya". Ujar Prof. Said Aqil Sirad.

Pernyataan Prof. Aqil Siradj tersebut dapat menguatkan pemerintah untuk menolak usulan penghapusan pelajaran agama pada kurikulum. Selain itu, pemerintah juga dikuatkan oleh dasar idiologi kita yang berdasarkan pancasila point satu "Ketuhanan yang Maha ESA".

Agama merupakan alat tolak ukur interaksi sosial bagi masnusia dalam kehidupannya. Agama juga dapat mengerti bagaimana hidup untuk memanusiakan manusia untuk tujuan perdamaian.

Di usia dini pendidikan agama salah satu pendidikan yang tepat untuk membentuk sebuah karakter anak,  agar memiliki karakter yang baik. Maka jika pelajaran agama harus dihapuskan itu merupakan usulan yang salah, dan tak akan menunggu lama moralitas anak bangsa bukan hanya menurun tapi dipastikan hancur.

Sejak zaman penjajahan belanda secara resmi pelajaran agama diberlakukan di sekolah-sekolah dan sekolah tinggi atau kampus. Meski pada saat itu para pengajarnya bukan mayoritas muslim dan metode pengajarannya pun dengan menggunakan literatur yang dikarang oleh Orientalis.

Namun, tiba-tiba di zaman yang sudah modern ini muncul isu usulan penghapusan pelajaran agama tanpa alasan yang kuat dan akurat.

Usulan penghapusan pelajaran agama adalah sebuah keputusan sepihak bukan karena adanya sebuah aspirasi masyarakat semata. Oleh karenanya, hal ini perlu adanya kajian ulang bersama agar tidak adanya konflik sosial bagi masyarakat.

Apabila usulan ini diterima oleh pemerintah, saya pun bertanya, akankah pelajaran filsafat juga dihapuskan dalan kurikulum untuk pendidikan strata satu (S1)?

Pertanyaan yang saya utarakan tersebut berlandasan pada kehidupan sosial manusia yang selalu dirasakan di kesehariannya. Terlebih kita juga tahu bahwa agama dan filsafat adalah dua hal yang berbeda tapi sama tujuannya.

Jika penghapusan pelajaran agama dalam kurikulum terjadi dilakukan oleh pemerintah, pasti para penggagas agama seperti guru mau pun dosen pelajaran agama akan kehilangan kursi atau mata pencahariannya dan jika ada pengalihan kemana mereka akan dialihkan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline