Lihat ke Halaman Asli

Rial Roja

Digital Marketing/Content Writer

Rupiah Digital: Solusi Inflasi atau Sekedar Teknologi Baru?

Diperbarui: 19 Desember 2024   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Uang (Sumber: Pixabay/Maklay62)

Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara masyarakat berinteraksi, bekerja, dan bertransaksi. Salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian adalah rupiah digital. Sebagai salah satu bentuk mata uang digital resmi yang direncanakan Bank Indonesia, rupiah digital dipandang sebagai langkah strategis untuk mengatasi tantangan perekonomian modern. Namun, muncul pertanyaan penting: apakah ini benar-benar solusi terhadap permasalahan seperti inflasi, atau sekadar penerapan teknologi baru tanpa dampak besar?

Mengapa Rupiah Digital Diperkenalkan?

Bank sentral di seluruh dunia, termasuk Indonesia, kini berlomba-lomba mengembangkan mata uang digital bank sentral (CBDC). Rupiah digital diharapkan mampu memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat seiring dengan berkembangnya ekonomi digital. Ketika transaksi semakin beralih ke online, relevansi uang tunai fisik semakin berkurang. Rupiah digital disebut-sebut sebagai metode pembayaran yang lebih efisien, aman, dan terintegrasi dalam ekosistem digital.

Selain itu, rupiah digital dirancang untuk meningkatkan kedaulatan mata uang di tengah persaingan global. Mata uang digital seperti mata uang kripto dan stablecoin sedang meningkat, sehingga menimbulkan tantangan bagi otoritas bank sentral. Dengan memperkenalkan rupiah digital, Bank Indonesia bertujuan untuk memastikan transaksi digital tetap berada di bawah kendali pemerintah.

Bisakah Rupiah Digital Mengatasi Inflasi?

Inflasi merupakan salah satu tantangan perekonomian terbesar yang dihadapi setiap negara. Secara teori, mata uang digital berpotensi membantu mengendalikan inflasi. Dengan pengawasan penuh dari bank sentral, mata uang digital memungkinkan pengelolaan jumlah uang beredar dengan lebih tepat. Transaksi digital yang dicatat secara real-time juga dapat memberikan data yang lebih transparan sehingga membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan perekonomian yang lebih responsif.

Namun, penting untuk diingat bahwa inflasi bukan hanya masalah teknologi; ini juga merupakan masalah kebijakan. Pengendalian inflasi memerlukan langkah-langkah strategis seperti pengelolaan suku bunga, pengaturan pasokan barang, dan menjamin stabilitas makroekonomi. Pengenalan mata uang digital tidak menghilangkan kebutuhan akan kebijakan fiskal dan moneter yang sehat.

Selain itu, potensi dampak mata uang digital terhadap inflasi sangat bergantung pada bagaimana teknologi tersebut diterapkan. Jika distribusi tidak merata atau infrastruktur pendukung tidak memadai, mata uang digital secara tidak sengaja dapat menimbulkan permasalahan baru, seperti semakin parahnya kesenjangan akses perekonomian.

Teknologi Baru dengan Tantangan Baru

Meski rupiah digital menawarkan banyak keuntungan, penerapannya juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satu kekhawatiran utama adalah keamanan. Di dunia digital, ancaman kejahatan siber telah menjadi isu yang signifikan. Memastikan keamanan data dan melindungi privasi pengguna harus menjadi prioritas utama jika rupiah digital ingin diterima masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline