Lihat ke Halaman Asli

Rial Roja

Digital Marketing/Content Writer

Kesenjangan Fasilitas Sekolah di Kota dan Desa: Bagaimana Mengatasinya?

Diperbarui: 23 November 2024   18:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dua Anak Sedang Membaca Buku. (Sumber: Pixabay/sasint)

Pendidikan merupakan hak mendasar bagi setiap anak, dimanapun ia berasal. Namun di Indonesia, terdapat kesenjangan yang jelas antara fasilitas pendidikan yang tersedia di perkotaan dan pedesaan. Anak-anak di perkotaan sering belajar di ruang kelas yang canggih dan berteknologi modern, sedangkan anak-anak di pedesaan sering belajar di ruang kelas sederhana yang terkadang kondisinya memprihatinkan. Kesenjangan ini tidak hanya berdampak pada kualitas pendidikan namun juga menyebabkan kesenjangan sosial yang berkepanjangan. Apa alasan di balik kesenjangan yang terus terjadi ini, dan bagaimana kita dapat mengatasinya?

Infrastruktur Pendidikan: Pondasi yang Masih Rapuh di Desa

Infrastruktur menjadi permasalahan utama di balik kesenjangan pendidikan. Sekolah perkotaan umumnya memiliki struktur yang kokoh, ruang kelas yang nyaman, dan sumber daya seperti laboratorium, perpustakaan, dan akses internet. Di sisi lain, banyak sekolah di pedesaan yang masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti meja, kursi, atau bahkan fasilitas kelas yang layak.

Keadaan ini biasanya disebabkan oleh distribusi dana pendidikan yang tidak merata. Sekolah di perkotaan, terutama yang berada di lokasi-lokasi penting, seringkali mendapat perhatian lebih karena dianggap sebagai contoh pembangunan pendidikan. Sebaliknya, sekolah di perdesaan seringkali terpinggirkan, padahal kebutuhannya lebih mendesak.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah harus merencanakan secara strategis penyaluran anggaran pendidikan. Mengalokasikan dana hanya berdasarkan jumlah siswa saja tidak cukup; kita juga harus menilai kebutuhan fasilitas di setiap daerah.

Guru: Faktor Kunci yang Terabaikan

Selain fasilitas fisik, kesenjangan juga terlihat pada ketersediaan dan kualitas pendidik. Di wilayah perkotaan, banyak sekolah yang mempunyai guru berpengalaman dan menikmati kesempatan pelatihan yang konsisten. Sebaliknya, guru di daerah pedesaan seringkali menghadapi kendala yang signifikan, seperti beban kerja yang berat, fasilitas pendukung yang tidak memadai, dan isolasi geografis yang membatasi akses mereka terhadap pelatihan dan kemajuan profesional.

Salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan menetapkan program insentif bagi guru yang memilih bekerja di komunitas terpencil. Selain itu, teknologi dapat dimanfaatkan untuk sesi pelatihan online atau untuk membina kolaborasi antara guru di daerah dan mentor dari pusat kota.

Teknologi Sebagai Jembatan

Berbicara mengenai teknologi, era digital membuka kemungkinan besar untuk menjembatani kesenjangan pendidikan. Dengan akses internet, siswa di daerah pedesaan dapat mengikuti kelas online, memanfaatkan sumber belajar global, atau bahkan berpartisipasi dalam proyek lintas budaya. Sayangnya, infrastruktur teknologi di desa-desa tersebut masih belum memadai. Banyak dari mereka tidak memiliki akses internet yang dapat diandalkan, apalagi perangkat yang diperlukan seperti komputer atau tablet.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline