Lihat ke Halaman Asli

Rial Roja

Digital Marketer/Content Writer

Pelukan Terakhir Sang Penyihir

Diperbarui: 21 November 2024   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Seorang Wanita di Huta. (Sumber: www.freepik.com)

Di sebuah desa terpencil yang ditutupi oleh hutan lebat, terdapat sebuah rumah kuno bernama "Pondok Penyihir". Pemilik rumah tersebut, seorang perempuan bernama Nira, dituding melakukan santet beberapa tahun lalu. Meski Nira sudah meninggal, bisikan arwahnya yang bersemayam di dalam rumah masih membuat warga sekitar ketakutan.

Beberapa orang skeptis terhadap narasi tersebut. Arka, seorang pemuda pemberani, selalu menganggap cerita Nira hanyalah mitos sederhana yang bertujuan untuk menakut-nakuti anak-anak. Jadi, ketika temannya, Tio, menantangnya untuk masuk ke dalam rumah saat bulan purnama, Arka menerima tantangan itu tanpa ragu.

Malam itu, bulan purnama menyinari jalan berkelok-kelok menuju kabin yang lapuk. Arka berjalan dengan penuh tujuan, tidak terpengaruh oleh dinginnya malam yang menggigit. Pintu kabin terbuka dengan bunyi mencicit yang keras, seolah telah menunggu saat ini untuk menyambut tamu yang disayangi.

Di dalam ruangan, udaranya kental dengan aroma kayu kuno dan rempah-rempah eksotis. Sebuah meja kecil menempati bagian tengahnya, dikelilingi lilin yang sudah lama padam. Di salah satu sudut, sebuah kursi goyang tua bergerak pelan, meski tidak ada angin sepoi-sepoi.

Arka merasakan getaran di punggungnya. "Itu hanya angin," katanya lembut, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Bergerak lebih jauh ke depan, dia melihat sebuah buku besar tergeletak di seberang meja. Sampul kulit berwarna gelap ditandai dengan simbol yang tidak biasa. Didorong oleh rasa penasaran, dia mengulurkan tangan untuk membukanya, tapi begitu jari-jarinya menyentuh sampulnya, sebuah suara lembut namun memerintah bergema dari belakangnya.

Apakah Anda bersedia menerima konsekuensi yang timbul dari rasa penasaran Anda? Arka terkejut. Dia menoleh untuk melihat seorang wanita dalam gaun hitam panjang, rambutnya tergerai seperti bayangan. Mata peraknya bersinar terang, bahkan dalam cahaya redup.

"Siapa kamu?" Arka bertanya dengan nada penuh ketakutan.

"Saya Nira, tokoh yang sering kamu dengar dalam cerita rakyat desa," jawab perempuan itu sambil tersenyum lembut. "Apa yang membawamu ke tempat ini, anak muda?" Arka fokus menjaga ketenangannya.

"Saya tidak percaya cerita yang mereka ceritakan tentang Anda. Saya di sini untuk membuktikan bahwa itu semua hanya omong kosong." Nira mendekat, gerakannya tak terdengar. "Kamu pikir aku hanya isapan jempol belaka? Izinkan saya menunjukkan kepada Anda bahwa saya lebih dari itu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline