Lihat ke Halaman Asli

Rial Roja

Digital Marketing/Content Writer

Lorong Tak Berujung

Diperbarui: 18 November 2024   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi lorong gelap. (Sumber illustrasi: www.pixabay.com)

Sore itu, hujan deras mengguyur, membasahi jalanan kota yang sepi. Clara, seorang mahasiswa arsitektur, baru saja kembali dari perpustakaan kampus. Di dalam tasnya terdapat beberapa buku tebal dan sebuah laptop yang ia gunakan untuk menyelesaikan tugasnya. Namun, barang paling krusial ada di saku kecilnya: flash drive berisi desain akhir proyek kelulusannya.

Clara turun dari bus dan berjalan menyusuri jalan sempit menuju apartemennya. Jalan pintas ini, meski remang-remang, tidak asing baginya. Namun malam ini terasa berbeda. Hujan menambah dinginnya udara, dan kabut tebal menyelimuti jalanan. Lampu jalan yang biasanya bersinar terang, berkedip tak menentu, seolah hendak padam.

Di tengah perjalanannya, Clara melihat sesuatu yang aneh. Jalan yang dia tahu sepertinya telah berubah. Dinding yang biasanya dipenuhi coretan kini tampak gundul dan kusam. Beberapa pintu yang dilewatinya sedikit terbuka, memperlihatkan kegelapan di dalamnya.

"Mungkin aku hanya terlalu lelah," gumam Clara berusaha menghilangkan rasa takutnya. Namun, langkahnya melambat ketika dia melihat koridor yang belum pernah ada sebelumnya di sisi kiri jalan.

Koridor itu panjang, sempit, dan gelap. Tidak ada apa pun pada akhirnya kecuali gambaran samar yang sulit untuk didefinisikan. Clara terdiam beberapa saat, mencoba mengingat apakah dia pernah melihat koridor ini sebelumnya.

"Tidak mungkin," bisiknya. "Aku selalu lewat sini."

Ada sesuatu yang entah bagaimana membuatnya mendekat. Rasanya koridor itu memberi isyarat padanya. Meski hatinya menjerit agar dia kembali, rasa penasaran mulai menguasai. Clara melangkah masuk.

Langkah pertama terasa biasa saja, namun semakin jauh, suasana berubah drastis. Udara di sekitarnya semakin padat, dan suara hujan yang terjadi beberapa saat lalu memudar. Keheningan terasa tidak wajar, seolah dunia di luar koridor telah menghilang.

Clara berbalik. Jalan yang baru saja dia lalui sudah tidak terlihat lagi. Sebaliknya, ada sebuah koridor yang sepertinya membentang tanpa henti.

"Apa yang terjadi di sini?" dia berbisik, napasnya bertambah cepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline