Sebagian orang menganggap ke Bali sama artinya menikmati pantai, menonton tari kecak, menikmati cafe pinggir pantai malam hari dan berbelanja pernak-pernik dsb. Umumnya, hotel terkonsentrasi di Denpasar, Nusa Dua, Sanur dan wilayah pantai lain.
Saya belum pernah menginap di luar daerah tersebut. Kali ini, saya berbagi lokasi menginap di Bali -- selain diatas--, tak jauh dari Denpasar namun memiliki nuansa unik khas perdesaan Bali.
Desa Adat Yang Menenangkan
Hamparan sawah padi menghijau membentang di kiri dan kanan jalan sepanjang kendaraanku melaju.
Semenjak keluar jalan utama dari Bandara I Gusti Ngurai Rai, pengemudi membelokkan kendaraanku memasuki jalan kecil yang membelah perkampungan, persawahan dan perkebunan.
Gundukan pegunungan dengan pepohonan, disusul persawahan terasiring menjadi pemandangan perjalanan. "Maaf nih pak, saya memilih jalan alternatif guna menghindari macet", seloroh driver mobil memecah lamunanku.
Desa Buruan, kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, itulah tujuanku. Perjalanan dari bandara international Bali ke sana, kutempuh 1 jam 30 menit.
Bila tidak macet, saya menggapainya 1 (satu) jam an dengan motor. Kegiatanku pada akhir April hingga awal Mei 2024 berlangsung disana.
Menurut Wikipedia, desa Buruan merupakan salah satu desa tua di Bali, berdiri sejak awal abad ke-11 Masehi, bersamaan pendirian Candi Bhurman di hutan Katri. Ia merupakan desa adat dengan tingkat keluasan sekitar 4,21 km (421 Ha) dan memiliki total penduduk 6.488 jiwa (Sensus BPS 2010).
Kontur desa indah, eksotik, lengkap dengan bentangan sawah berkelok mengikuti aliran air di pinggirnya. Jalan kecil -- cukup dua mobil -- beraspal dilengkapi gorong gorong di kiri dan kanannya sebagai jalan air hujan melengkapi kerapian.