Indonesia Master 2014 menjadi salah satu yang terbaik bagi Indonesia. Dari 5 nomor yang dipertangkan, Indonesia mampu meraih 4 gelar dan berhasil menciptakan 4 All Indonesian Final di hari terakhir, Indonesia hanya kehilangan 1 gelar di nomor Tunggal Putra. Saat itu, Indonesia gagal menyapu bersih gelar Indonesia Master setelah Firman Abdul Khaliq yang berhasil menembus partai puncak, harus mengakui keunggulan H S Pranoy (India) 2 set langsung 21-11 22-20. Dengan demikian, di Indonesia Master 2014, Indonesia berhasil meraih 4 Medali Emas dan 5 Medali Perak.
Tahun ini PBSI kembali menggelar turnamen Indonesia Master GP Gold. Bedanya, jika tahun lalu Indonesia Master digelar di bulan September, tahun ini ditetapkan bahwa turnamen bintang 4 di Indonesia ini digelar diakhir tahun, tepatnya 1-6 Desember 2015 dan telah selesai menggelar seluruh pertandingannya hari ini, Minggu 6 Desember 2015.
Selain itu, yang membedakan Indonesia Master tahun ini dan tahun lalu adalah, raihan wakil-wakil Indonesia hanya mampu meraih 3 gelar. Tahun ini, dari 5 nomor yang dipertandingkan, Indonesia hanya mampu meraih 3 gelar saja, yakni dari nomor Ganda Campuran, Ganda Putra dan Tunggal Putra.
Di pertandingan pertama yakni dari nomor Ganda Campuran , Indonesia memastikan gelar juara setelah Indonesia berhasil menciptakan All Indonesian Final melalui Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir dan Praven Jordan/Debby Susanto. Duel sesama wakil Indonesia ini berlangsung cukup seru, jual-beli serangan terjadi di sepanjang pertandingan. Namun, karena pasangan Praven/Debby kalah pengalaman, pertandingan pun berhasil dimenangkan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir dua set langsung 21-18 21-13.
Di pertandingan kedua, Indonesia sebenarnya berpeluang menambah gelar dari nomor Ganda Putri karena pasangan unggulan pertama asal Indonesia Nitya/Polii sebenarnya hanya berhadapan dengan ganda non unggulan Cina. Sayangnya, keunggulan tersebut gagal dimamfaatkan, dan akhirnya Nitya/Polii harus mengakui keunggulan pasangan Cina tersebut dengan kekalahan yang cukup menyakitkan, yakni 21-17 21-11.
Gelar kedua Indonesia di turnamen ini datang dari nomor Ganda Putra Berry Anggriawan/Ryan Agung Sahputra, tepatnya dipertandingan keempat setelah di pertandingan ketiga terjadi All China Final (Tunggal Putri). Tampil sebagai Ganda Putra non unggulan di turnamen ini, Berry/Ryan berhasil menjungkalkan prediksi setelah di final berhasil mengalahkan Chai Biao/Hong Wei asal China yang notabene adalah unggulan kedua di turnamen ini. Gelar ini (Indonesia Master) adalah gelar pertama di tahun 2015 bagi pasangan Ganda Putra nomor 4 di Indonesia ini di ajang Gp Gold.
Gelar ketiga sekaligus yang terakhir bagi Indonesia, datang dari nomor Tunggal Putra setelah Tommy Sugiarto berhasil mengalahkan unggulan pertama asal India, yakni Srikant Kidambi. Tampil dibawah tekanan dan kalah di set pertama, putra dari salah satu legenda Bulutangkis Indonesia tersebut berhasil memaksakan rubber setelah unggul cukup jauh di set kedua.
Di awal-awal set ketiga, Tommy sebenarnya berhasil unggul cukup jauh dari Srikant. Namun setelah tersusul, Tommy pun kembali berada dibawah tekanan Tunggal Putra Unggulan pertama tersebut. Pengalaman berperan cukup besar di pertandingan tersebut, terlebih setelah Tommy terkunci di poin 19 dan Srikant berhasil memaksakan duece. Tommy yang memang lebih berpengalaman, beberapa kali memaksa Srikant berbuat kesalahan sendiri, dan akhirnya berhasil keluar sebagai juara Indonesia Master 2015 nomor Tunggal Putra dengan 17-21 21-13 dan 24-22.
Secara keseluruhan, raihan Indonesia di Indonesia Master 2015 memang menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 lalu. Namun, jika berkaca ke Indonesia Master tahun lalu, turnamen (Indonesia Master) tahun ini lebih berbobot dari tahun lalu. Tahun lalu, turnamen berhadiah 120.000 Dolar Amerika ini tidak diikuti satupun wakil dari Cina maupun Korea Selatan, Indonesia Master 2014 hanya diikuti oleh junior-junior India dan sekitaran Asean saja.
Tahun ini lebih berbobot, sebab banyak wakil Cina, Korea Selatan, India bahkan Rusia yang notabene pemain top dunia dan menjadi unggulan di turnamen ini seperti Srikant Kidambi, Yu Yang/Tang Yuan Ting, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov, Chai Biao/Hong Wei dan lain sebagainya. Jadi, sangat sulit menjustifikasi tahun ini lebih buruk dari tahun lalu. Namun, apapun itu, tahun ini Indonesia tetap adalah juara umum dari turnamen Indonesia Master seperti tahun lalu dengan 3 gelar juara dan 2 Runner Up, disusul Cina dengan 2 gelar juara dan 2 Runner Up.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H