Lihat ke Halaman Asli

Idi Pangesti

Mahasiswa

Memulai Bisnis Rajut di Tengah Pandemi

Diperbarui: 29 November 2022   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Pandemi Covid 19 adalah masa sulit bagi banyak orang, dimana pemerintah mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah setiap hari. Sebagian orang beranggapan bahwa berdiam diri di rumah adalah hal yang membosankan. 

Akan tetapi, berbeda dengan salah satu mahasiswa UM Jurusan Sastra Jerman , Idi Pangesti. Berawal dari kejenuhannya di masa pandemi, gadis kelahiran Malang ini mencoba mengisi waktu luang nya dengan belajar merajut. 

Berkat ketrampilannya, merajut yang awalnya hanya sebuah hobi, tidak disangka dapat menjadi ladang bisnis untuk menambah penghasilan."Awalnya hanya sebagai hobi, tapi kemudian saudara saya tertarik untuk memesan produk rajut" ujar Idi. Dimulai dari hal tersebut, ia menerima banyak saran dari orang sekitar untuk memasarkan karyanya dan kemudian membuka bisnis rajut dengan nama Cherry and Berry. 

Meski terlihat simpel, ternyata nama tersebut diambil dari nama buah favoritnya yang juga memiliki makna. Ia berpendapat bahwa pemilihan nama yang simpel dan lucu membuat orang lebih mudah mengingat nama produknya.

Bisnis kerajinan tangan yang berdiri sejak tahun 2021 ini pada awalnya hanya menawarkan boneka rajut saja. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, ia juga menerima pesanan seperti tas, aksesoris, hingga pakaian.

Rentang harga yang ditawarkan juga bervariasi, tergantung dari jenis benang yang digunakan dan tingkat kesulitan desain. "Setiap produk memiliki karakteristik masing-masing, sehingga benang yang digunakan juga pasti berbeda. Contohnya benang untuk boneka, tidak bisa dipakai untuk pakaian juga. Harus disesuaikan dengan produknya agar memiliki kualitas bagus" tegasnya. Untuk harga sebuah produk rajut dibandrol mulai dari Rp.29.000 saja.

Dalam menjalankan bisnis rajut, tentunya Idi mengalami berbagai kendala. Menurutnya peminat seni apalagi untuk rajutan di Indonesia masih kurang, sehingga ia mengalami kesulitan pada saat pemasaran produk. Diperlukan banyak waktu dan trial and error untuk menemukan niche yang cocok bagi bisnisnya.

Idi berharap bisnis rajut yang dijalaninya saat ini, yakni Cherry and Berry bisa berkembang lebih besar lagi hingga dikenal banyak orang hingga ke mancanegara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline