Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Tekanan ala Riziek

Diperbarui: 23 Januari 2017   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Runtutan berbagai peristiwa demo dengan pengerahan masa sejak kasus pidato ahok di persoalkan, membawa FPI dan Riziek menjadi pusat perhatian sebagian besar rakyat di negri ini, dunia juga perlahan mulai mengetahui siapa dan apa itu FPI. Kini semua mata tertuju pada sosok imam besar FPI riziek shihab.

Ya, riziek yang adalah imam besar ormas FPI terkenal garang, getol dan "sangar" dalam menyampaikan aspirasinya. Warga jakarta tentunya sudah tidak asing lagi dengan berbagai aksi sweeping yang di lakukan oleh ormas ini sebelumnya, seolah olah mereka adalah polisi syariah di ibukota jakarta. Pada beberapa kejadian sweeping, polisi yang notabene sebagai instrument negara untuk mengamankan dan memberikan rasa nyaman kepada warganya seolah olah hanya bisa diam melihat aksi suka suka ormas FPI.  Lambat laun FPI makin lihai menunjukan taringnya.

Pola yang di lakukan riziek dan FPI terbilang lumrah, tapi kemudian menjadi alat yang seolah olah dengan gampangnya menekan pihak berwajib pun pemerintah, yaitu mengerahkan masa sebesar besarnya dengan tujuan agar bisa mengikuti alur pikiran sang pemimpin ; Riziek Shihab. Dan pada posisi tersebut riziek sedang memainkan peran politik pragmatis. Suka tidak suka, riziek berhasil membuat posisi tawar yang tinggi, terbukti dari terbentuknya GNPF-MUI.

Tak tanggung tanggung, entah sadar atau tidak sadar, beberapa tokoh yang menggawangi MUI kini seakan akan lupa bahwa GNPF adalah afiliasi dari FPI.  MUI lupa atau pura pura tidak kenal bahwa segala fatwa yang di keluarkan oleh MUI akan di jadikan tameng sebagai patokan pembenar oleh FPI dalam bertindak, termasuk melakukan sweeping, dan tentunya demo.

Melihat kepiawaian riziek, Jangan heran bila kemudian beberapa politus kawakan dan para tokoh dengan terang terangan mulai memback-up pola yang sedang di jalankan oleh FPI, karena agenda-nya-pun kemudian menjadi bias, dimana semua yang berkepentingan bisa memainkan perannya melalui rangkaian pergerakan masa yang di gawangi riziek.

Lambat laun, masyarakat yang tidak sependapat dengan kemauan FPI mulai merasakan ketidaknyamanan atas berbagai tindak tanduk dari Ormas ini,dan inilah yang terjadi sekarang yaitu fenomena tekanan ala riziek.

Tapi, di balik kebolehannya memainkan peran sebagai pemimpin ormas, Riziek terkesan bukanlah type orang yang gentle ketika berhadapan dengan kasus hukum. dan ini disimpulkan dari kebiasannnya beberapa minggu terakhir yang doyan membawa masa pengawal dengan jumlah tidak sedikit, yang walaupun menurutnya semua masa atas inisiatif  masing masing.

Yang terjadi hari ini ( senin 23 jan ) adalah riziek di kawal oleh ribuan masa yang melakukan long march menuju polda metrojaya di mana riziek akan menjalani pemeriksaan terkait kasus palu arit pada lembaran rupiah.

Salam Damai dari Bali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline