Lihat ke Halaman Asli

Citra Pariwara, Hadirnya Era Digital Advertising

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Catatan dari Citra Pariwara 2009

@CP09live/creator CP09live is now active and open! adalah bunyi akun @CP09live, wahana baru memberitakan live event Citra Pariwara 2009 melalui Twitter. Kini copywriter perlu piawai menggunakan batasan 140 karakter, yang juga menyurutkan ide Twitra Pariwara sebagai nama akun karena terlalu panjang.

“It's Time To Kill Your Old Tricks adalah sebuah signal bagi yang bergelut di industri periklanan untuk menyadari bahwa paradigma maupun teknik-teknik lama sudah saatnya dikubur,” demikian ungkap Ricky Pesik, Ketua Panitia Citra Pariwara 2009. Era online dan mobile dengan menawarkan beragam konten digital, mau tidak mau harus mengubah pola pikir para kreatif di industri periklanan. Bagaimana tidak, konten yang ada sekarang mengarah pada tren berpadu-padan saling berkonvergensi menggunakan wahana teknologi sebagai bagian dari proses kreatif.

Turunnya oplah media cetak sudah saatnya diantisipasi dengan sigap. Daniel Rembeth, CEO The Jakarta Pos dalam kesempatan santap siang dengan saya mengungkap, wartawan masa kini memberitakan secara real time menggunakan Blackberry dan Twitter. Kedalaman informasi dan beragam tautan akan referensi merupakan tugas berita dan artikel yang muncul di Internet dan media cetak.

Muncul konsep third screen, layar ketiga, perangkat mobile dalam genggaman yang menyusul Internet dan televisi. Semua media ini tidak akan pernah saling menihilkan yang lain seperti ramalan bahwa lahirnya radio membunuh koran, lahirnya televisi membunuh radio dan lahirnya Internet membunuh televisi. Yang selalu terjadi adalah proliferasi media ini membuat setiap media melakukan reposisi dan menjadi medium yang makin personal. Saat ini makin banyaknya kanal televisi dan radio yang isinya makin niche, ditargetkan ke demografi dan psikografi tertentu. Akan terjadi transisi ke arah komunitas. Setiap komunitas akan membutuhkan kanal tersendiri, baik itu media komunikasi, informasi maupun konten.

“Medium is the Message,” ungkapan terkenal Marshall McLuhan. Setiap lahir media baru, akan lahir pula cara baru berkomunikasi dan berinteraksi. Lahirnya teknologi digital mengizinkan adanya interaktivitas. Ini menimbulkan paradoks konvergensi sekaligus divergensi antara informasi, komunikasi dan konten.

Perangkat mobile kita gunakan untuk berhubungan dengan orang lain – media komunikasi. Juga kita gunakan untuk membaca berita – media informasi. Tidak lupa kita gunakan untuk mendengarkan musik dan bermain game – media distribusi konten. Ini konvergensi.

Tetapi kita tidak cukup membawa satu perangkat di dalam saku, ada Nokia, Blackberry dan iPhones yang kita bawa, masing-masing untuk keperluan berbeda. Ini divergensi.

Insan periklanan adalah mereka yang termasuk sebagai early adopter bagi penggunaan teknologi ini. Citra Pariwara 2009 adalah momentum bagi insan periklanan agar pelaku industri periklanan memanfaatkan teknologi di dalam menyampaikan pesan iklan. Sudah saatnya publik dan klien untuk mawas terhadap transisi ke era digital advertising ini.

Generasi Advertising 2.0

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline