Lihat ke Halaman Asli

E-commerce Membangun Kemandirian UKM

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos


“Pembeli terbanyak baju olah raga ini ternyata dari luar Jawa,” demikian ungkap Ardi dari Bekasi yang baru memulai penjualan barang melalui Multiply.com sejak 4 bulan lalu. “Pembeli kerudung ini ada yang berasal dari Singapore, dan saya minta paling sedikit satu lusin, “ imbuh Benny yang mempromosikan barang-barang tersebut melalui mailing list Femina. Di setiap hari Jumat, dibuka kesempatan berjualan di mailing list ini.

Hendri dari Surabaya, sudah lebih dari satu tahun menjual tanaman Adenium melalui Internet, malah rekan saya ini menghadiahkan tanaman ini di ulang tahun saya. Yang dikirim cukup bonggol dan akarnya yang dibungkus dengan tanah, jadi tidak perlu bersama dengan pot.

Melalui Facebook, Rini menjual baju menggunakan fitur Photos, di mana mereka yang tertarik tinggal meletakkan tag nama mereka dan mengkonfirmasi pembelian dengan mengirim pesan.

Semua pembayaran dilakukan via transfer bank dan adanya saling kepercayaan antara pembeli dan penjual meski belum pernah saling bertemu. Mereka semua ingin memelihara reputasi. Hebat, kita sudah mentransformasi diri kita menjadi high trust society demi kebutuhan dan keinginan berwiraswasta.

Tas, kerudung, baju olahraga, tanaman, ini adalah sebagian kecil dari barang-barang yang dijual oleh teman-teman saya melalui Internet. Fenomena Facebook dan blog membuka wawasan bagi mereka untuk mencoba peruntungan untuk menjadi pengusaha. Jejaring sosial (social network) menjadi alat yang efektif untuk menjalin hubungan pertemanan dan perdagangan. Bahkan jejaring sosial adalah satu-satunya alasan yang membuat konsumsi pornografi di Internet menurun, demikian ungkap Bill Tancer dari Hitwise, lembaga riset perilaku pengguna Internet.

Educate, Empower & Enrich

Saya sangat beruntung ketika Telkom, yang menapak masuk menjadi perusahaan TIME (Telecommunication, Information, Media & Edutainment) memberikan kepercayaan kepada saya sebagai Chief Innovation Officer dalam pembentukan tim baru yang akan membangun kewiraswastaan di Indonesia ini. Mojopia, perusahaan baru yang dibentuk ini, akan meluncurkan Plasa.com generasi kedua, di mana situs ini akan berorientasi untuk menjadi Indonesia trusted online shopping.

Mimpi saya sederhana, bisa menyediakan layanan yang terbuka bagi rekan-rekan saya yang ingin menjadi pengusaha, tetapi punya keterbatasan akses dana, distribusi dan waktu.

Ardi, tadinya sedang in-between job, tetapi sekarang mengerjakan e-commerce dengan sepenuh hati. Hendry, Benny dan Rini, masih bekerja di perusahaan, dan mereka melakukan penjualan online sebagai pendapatan tambahan sebagai usaha membangun kemandirian.

Melalui kegiatan menjual secara online ini, mereka mempelajari penggunaan Internet, mau bersusah payah mencari barang, membungkus, mengirim dan belajar mendapatkan kepercayaan dari pembeli. Ini adalah proses pembelajaran yang luar biasa.

Yang saya amati adalah mereka berubah dan memiliki paradigma baru, bahwa kekuatan menentukan masa depan berasal dari mereka sendiri. Ini yang saya sebut sebagai empowerment. Kemudian, kebebasan finansial kemudian menjadi hal yang wajar dan tergapai oleh mereka yang tadinya hanya bergantung pada satu sumber pendapatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline