Lihat ke Halaman Asli

Iden Ridwan

Mahasiswa

Sebab Saya Hanyalah Seorang Hamba Sahaya

Diperbarui: 30 November 2023   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Worshae on Unsplash   

Dalam kedalaman hati, aku hanyalah bayangan setia yang melangkah di bawah sinar cahaya-Mu yang memancar. Sebuah pengakuan tulus dari hamba sahaya-Mu yang mengembara di lorong-lorong kehidupan, terang benderang oleh kebijaksanaan-Mu yang tak terukur. Engkau, Sang Penguasa segala alam, penguasa hidup dan mati, arsitek nasib dan pembagi rezeki. Seperti aliran sutra yang tak terhingga, Engkau mengatur semuanya dengan hikmah yang tak terbatas. Rahasia dan niat yang tersembunyi hanya Engkau yang mengetahui dan menguasainya. Tuhan, Yang Maha Kuasa, penuh kebijaksanaan, pengasih, dan penyayang. Kau pantas disembah, dipuji, dimintai, dan ditakuti. Di tangan-Mu berada petunjuk, hukum, dan syariat.

Hamba sahaya-Mu, aku, meniti jejak dalam kegelapan malam kehidupan. Hanya anugerah-Mu yang kumiliki, dan tanpa bantuan-Mu, takkan ada daya. Dalam kekosongan pengetahuan, ajaran-Mu menjadi cahaya yang menuntunku. Tanpa kehendak-Mu, aku takkan sanggup. Aku, hamba sahaya-Mu, bersyukur, beribadah, berdoa, dan bertawakkal kepada-Mu. Di hadapan-Mu, aku tunduk pada perintah-Mu, menjauhi larangan-Mu, dan meneladani sunnah-Mu.

Dalam alunan waktu yang tak terhingga, perintah-Mu membentuk symfoni ilahi. Ilmu, serupa cahaya yang meluncurkan langkah di lorong-lorong kebenaran, kebaikan, dan kebahagiaan. Sebuah kunci magis yang memutar pintu rahmat, karunia, dan kemuliaan. Senjata suci yang melindungi jiwa dari bayang-bayang kesesatan, kejahatan, dan kehancuran. Ilmu, sebuah amal mulia yang tetap mengalir, tak henti oleh helaan waktu, pahala-Nya mengalir deras, dan menjadi pembela di akhir perjalanan. 

Dalam rimbunan petunjuk-Mu, kaulah arsitek setiap kebaikan, karena kebaikan adalah pelita dalam perjalanan menuju syurga. Setiap tindakan baik membuka lembaran jalan, menjauhkan dari bara neraka, dan membawa langkah dekat dengan-Mu. Kebaikan, pantulan dari iman yang memancar, akhlak yang bersinar, dan budi pekerti yang murni. Tindakan suci yang menghapus dosa, meluaskan buku amal, dan meninggikan derajat di hadapan-Mu. 

Engkau juga memerintahkan untuk bersatu melawan kegelapan zalim, sebab kezaliman adalah noda yang Kau benci. Kezaliman, wabah yang meracuni jiwa, menggelapkan pikiran, dan menyiksa hati. Api yang membakar dunia, akhirat, dan martabat. Kebenaran menjadi pedang yang kita sandang, untuk meredam, menentang, dan membalasnya.

Aku, hamba sahaya-Mu, hanya tunduk pada-Mu, hanya berserah pada-Mu, hanya berharap pada-Mu. Aku, hamba sahaya-Mu, berusaha menjalankan perintah-Mu, menjauhi larangan-Mu, meneladani sunnah-Mu. Aku, hamba sahaya-Mu, berdoa agar Engkau menerima amalanku, mengampuni dosaku, dan melimpahkan rahmat-Mu.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline