Lihat ke Halaman Asli

Idei Khurnia Swasti

a Life Learner - Psikolog Klinis

Latar Belakang Keluarga: Apa Pengaruhnya pada Relasi Romantis Saat Ini?

Diperbarui: 27 Januari 2022   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Gus Moretta on Unsplash   

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya yang masih berkaitan dengan relasi romantis, kali ini saya akan membahas tentang riwayat keluarga. Kita tentunya sepakat bahwa keluarga berperan penting dalam pembentukan jati diri kita, bukan demikian? 

Pengalaman masa kecil kita berinteraksi dalam keluarga, misalnya, ternyata berpeluang untuk mendukung atau sebaliknya, justru melemahkan relasi romantis yang kita bangun pada saat kita dewasa (Masarik, Conger, Donnelian, & Stallings, 2014). Padahal, keterampilan berinteraksi interpersonal yang mumpuni akan sangat bermanfaat untuk kita dapat menjalin relasi romantis yang sehat dan berkualitas.

Sebuah hasil penelitian yang menarik dari Braithwaite, Dalevi, dan Fincham (2010) bahwa berkomitmen dalam relasi romantis yang sehat dapat meningkatkan kondisi kesehatan mental individu. Collibee dan Furman (2015) juga menemukan bahwa relasi romantis yang berkualitas pada masa dewasa awal dapat mengurangi internalizing symptoms seperti depresi dan kecemasan serta externalizing symptoms seperti penggunaan zat terlarang. Selanjutnya, komitmen tercipta apabila pasangan sudah yakin bahwa hubungannya akan bertahan dalam jangka waktu yang lama. 

Nah, tantangannya adalah membangun komitmen tidaklah semudah membalikkan telapan tangan. 

Mengapa demikian?

Keragu-raguan kerap menyelinap dalam benak individu ketika hendak meneguhkan komitmennya dalam sebuah relasi romantis. Jika individu merasa bahwa relasi yang dimilikinya itu problematik, maka besar kemungkinan timbul pertanyaan "Apakah hubungan ini akan berhasil?". Ketidakpuasan atas relasi yang dimiliki dapat menyebabkan relasi itu berkembang menjadi problematik atau bahkan kandas sebelum sampai pada komitmen perkawinan (Himawan, 2017). 

Kembali pada bahasan tentang family of origin, yaitu keluarga inti dari individu yang menjalin relasi romantis ini. 

Relasi romantis pada masa dewasa awal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu keluarga inti atau boleh dibilang, jawaban dari pertanyaan "latar belakang keluarganya seperti apa sih?"

Menurut Bryant dan Conger (2002), proses interaksi yang terjadi dalam keluarga inti, baik yang positif maupun negatif, dapat mempengaruhi kualitas relasi romantis dewasa awal melalui perkembangan kognisi dan perilaku dalam relasi ini. Selanjutnya, perpisahan dan atau perceraian orangtua merupakan bentuk ketidakberfungsian keluarga yang mempengaruhi keberhasilan hubungan romantis anak di masa dewasanya (Anderson, dkk, 2014).

Data dari Mahkamah Agung (yang dilansir oleh Kominfo; https://www.kominfo.go.id/), perkara perceraian yang masuk ke pengadilan sepanjang Januari-Agustus 2020 lebih banyak disebabkan oleh perselisihan dan pertengkaran terus menerus pasangan suami istri, faktor ekonomi, dan satu pihak meninggalkan pihak yang lain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline