"Kupahami dirimu,
Kupahami sifatmu,
tapi tak bisakah sedikit Kau hargai Hadirnya Cintaku ".
Secarik reference dalam lagu Kalamoa Band setidaknya sudah 7 kali terulang di pagi ini, setitik embun bening belum juga menitik di pucuk daun hijau, hanya saja pintu belakang rumah telah terbuka selepas azhan subuh tadi, tiupan merdu angin menghembuskan sejuknya udara Kota Kembang ini, Ibuku mencari cahaya, konon sinar itu biasanya muncul sebagai pertanda siapa yang akan menjadi juara dalam kontes pemilihan Kepala desa yang akan di gelar hari ini.
Entah benar atau tidak, namun yang pasti, rambatan berwarna kuning megah yang membias dibalik awan itu kini berubah menjadi wajah menawan yang menerangi kehidupan manusia, suasanapun berubah menjadi pagi yang gemilang. bersyukur saya bisa menikmati pagi seindah ini, sementara baid-baid lirik dari single berjudul Akui Aku yang di nyanyikan Driant hampir setengah lagi menuju chorus, terdengar antik permainan Marvin sang keyboardis dalam menghantarkan harmoni lagu menuju reff kedua
Kusadari Dirimu,
Terlalu Indah Untukku,
tapi hanya satu harapku,
Akui Aku sebagai kekasihmu,
Tak ada kesan lain selain melanjutkan inspirasi dari lagu ini sebagai sesuatu yang bernilai ide baru untuk menuntaskan masa-masa menekuni dunia menulis yang menarik, sekelebat maksud telah menggandeng tangan ini untuk segera mengurai beberapa adegan yang memiliki kemiripan dengan isi lagu ini, mungkin lagu Kalamoa yang sekarang cocok untuk bahan penulisan Novel.
Namun gimana ya caranya membuat novel yang bagus dan best seller itu, mungkin para fiksiana dan fiksiani bisa ngasih masukan buat saya nanti di komentar, bagaiamana membuat tulisan atau cerita novel yang menggoda rasa , sehingga bersegera untuk jatuh hati dan tertarik bagi siapapun untuk membacanya, kasih masukan.