Lihat ke Halaman Asli

Tentang Prabowo dan Kerusuhan Mei 1998

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hypothesis sementara skenario, modus operandi dan kronologis kerusuhan Mei 1998 sampai kejatuhan Soeharto sesuai dengan data2 dan fakta2 yang telah terkumpul:


- Sebelum kerusuhan Mei 1998: Soeharto telah memerintahkan menantunya Prabowo untuk membereskan aktivis2 dari mahasiswa, LSM, dll yang telah merongrong wibawanya.


- Prabowo melaksanakan dengan melakukan penculikan, intimidasi, dan pembunuhan para aktifis dan mahasiswa -militan- itu, dilaksanakan oleh pendukung setianya seperti: Kivlan Zein (dijuluki Mayjen -Kunyuk- oleh Gus Dur), Muchdi, Sjafrie Syamsuddin, Zakky Makarim, dll. Didukung oleh Feisal Tandjung.


- Sampai pada puncaknya demonstrasi gabungan oleh mahasiswa Trisakti yang sangat menghujat Soeharto dengan tulisan2 di tembok2 kampus, jembatan layang grogol (-$oeharto anjing-, -koruptor bangsa-, -Gantung $oeharto", dll).


- Soeharto habis kesabarannya sehingga menyuruh Wiranto dan Prabowo "membereskan- mahasiswa Trisakti dan menghentikan demonstrasi mereka dengan segala cara.


- Wiranto dan Prabowo menyusun rencana untuk menghentikan demonstrasi mahasiswa dengan cara: pertama-tama Soeharto harus ke luar negeri dulu (Mesir) agar dia punya alibi di mata internasional, bahwa bukan dia penggagas-nya, lalu mereka menyiapkan sniper / penembak jitu di jembatan madialayang grogol yang menyamar sebagai Brimob dan menembak beberapa mahasiswa Trisakti yang sedang berdemo di kampus - dilaksanakan tanggal 12 Mei  1998.


- Besoknya (tgl 13 Mei 1998) dilaksanakan kerusuhan terbatas sekitar Trisakti / Daan Mogot dan Kyai Tapa dengan memakai preman2, pasukan Tidar (drop out Akabri yang direkrut Prabowo) yang menyamar memakai baju seragam SMA dan jaket almamater Trisakti membakar pom bensin dan toko-toko (lihat laporan Tim Relawan dan TGPF). Mereka sebelumnya sudah berteriak2 memanggil mahasiswa2 di dalam kampus untuk bergabung ke jalan, namun ditolak oleh mahasiswa (menurut kesaksian mahasiswa2). Berikutnya pos2 polisi dibakar juga beberapa buah, untuk membuktikan bahwa -mahasiswa/rakyat -membalas dendam atas -kebringasan polisi menembak mahasiswa-.


- Pos-pos polisi juga dibakar (polisi yang sudah tahu, telah mengungsi dan membiarkan pos-nya kosong) untuk menanamkan kepercayaan bahwa -mahasiswa dan masyarakat membalas dendam atas tertembaknya mahasiswa Trisakti-.


- Direncanakan setelah itu kerusuhan dipadamkan dengan korban yang cukup besar (nyawa dan harta benda), sehingga segala demonstrasi mahasiswa akan dilarang secara hukum karena mahasiswa2 demonstran itu "telah mengakibatkan ekses kerusuhan", dan kehancuran aset dan kehilangan nyawa manusia.


- Pada saat itu Prabowo mempunyai rencana/agenda tersendiri untuk mencapai cita2nya untuk menjadi Pangab dan menggeser Wiranto.


- Hal ini sudah direncanakan jauh2 hari namun saat itulah yang paling tepat untuk dilakukan, bersama-sama dengan geng-nya seperti yang disinyalir oleh Gus Dur sebagai -otak kerusuhan- berinisial ES (Eggy Sudjana), AS (Adi Sasono), Fadli Zon, Gogon (Ahmad Soemargono - KISDI), dll.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline