Saat ini, siapa yang tidak kenal BBM, whatsapp, line, kakao talk dan sebangsanya. Hampir semua orang menggunakannya, apalagi gratis. Semua orang senang berkomunikasi. Semua orang pengin ngobrol sesuatu yang remeh temeh sampai hal apa saja yang memang pantas diobrolkan. Tetapi tahukah Anda bahaya yang mengancam di balik semua media komunikasi online tersebut?
Ya, bahaya. Mengapa bahaya? karena ada hal yang harus anda korbankan ketika terlalu aktif menggunakan media sosial dan komunikasi online tersebut. Bagaimana tidak? Coba Anda sekarang perhatikan, adakah perubahan intensitas komunikasi di antara sesama anggota keluarga sejak ada teknologi itu? Adakah yang berbeda ketika Anda sedang menghadiri rapat? Banyak orang, baik di rumah, di kantor, atau di tempat lain, tampak sibuk dengan gadget mereka masing-masing karena lebih banyak mengisi waktu dengan chatting. Tak jarang bahkan, ada pegawai yang sibuk ber-BBM ketika bosnya bicara ketika rapat. Di rumah pun sama saja. Intensitas komunikasi konvensional antara bapak, ibu, dan anak pun sekarang berkurang karena lebih asyik ber-whatsapp-an. Bahkan, untuk memanggil anak yang sedang di kamarpun, si ibu lebih suka pakai WA.
Ketika BBM sedang naik daun beberapa waktu lalu, saya sering mengamati kebiasaan teman-teman saya yang selalu menenteng BB, dan tidak pernah melepaskan jarinya dari keyboard untuk BBM-an. Mereka yang BBM-an cenderung abai lingkungan sekitar, tidak fokus, dan kadang membuat tidak nyaman. Bayangkan, ketika asyik ngobrol, tiba-tiba matanya beralih ke BB-nya dan mulai tat-tit-tut… Saya sih rasanya jadi nggak penting lagi di situ. Dan parahnya, hal ini juga terjadi dengan bos-bos saya di kantor yang kini juga ikutan tren BB. Dalam rapat, mereka juga bawa BB, dan seperti biasa, tat-tit-tut… Akibatnya, rapat jadi gak fokus… dan dalam jangka panjang jelas merugikan organisasi. Hal yang sama, sekarang berlanjut setelah ada aplikasi gratisan...
Productivity Paradox
Perkembangan teknologi memang memiliki sisi baik dan buruk. Banyak kajian sudah dilakukan mengenai hal ini. Di satu sisi, teknologi bisa membuat manusia lebih baik, efisien dan produktif. Namun, di sisi lain, penggunaan yang tidak semestinya atas teknologi yang dikuasainya juga bisa berdampak pada penurunan produktivitas. Itulah mengapa teknologi bisa juga paradoks bagi produktivitas organisasi.
Fenomena ini, sebenarnya tidak hanya disebabkan oleh BB saja. Teknologi selular lain yang memfasilitasi interaksi online, seperti Facebook, juga memiliki efek negatif yang sama. Coba sekarang saksikan, berapa orang yang pegang handphone asyik FB-an, di kantor, di jalan, di mall, di pasar, di manapun! Efek dari FB kurang lebih sama saja dengan BB. Jika tidak wise dalam menggunakannya, siapapun akan menjadi orang yang suka asyik sendiri, tanpa memedulikan orang di sekitar.
Pernahkah Anda diprotes anak Anda dirumah, bahwa Anda sekarang lebih asyik pegang HP ketimbang memandiin dan bercanda dengan mereka? Semoga virus ini tidak menjangkiti Anda sekarang. Kasian mereka kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H