Pandemi Covid-19 saat ini membuat orang menjadi frustasi, karena sebagian besar masyarakat terdampak dengan adanya Covid-19. Berbahagialah untuk masyarakat yang masih mendapat bantuan sosial dari Pemerintah, karena hal ini bisa membantu untuk sementara waktu ini. Namun bagi yang tidak tergolong mendapat bantuan dari Pemerintah maka harus memutar otak bagaimana memenuhi kebutuhan minimal untuk urusan “perut “ lebih dulu.
Jika diamati untuk saat ini menjamurlah usaha-usaha baru yang dilakukan secara online, karena hal inilah yang paling mudah dilakukan karena tanpa toko/kantor fisik, jasa kurirpun banyak tersedia, singkat kata hal tersebut sangat membantu saat ini. Yang perlu diwaspadai jika tidak mau gulung tikar ya tentunya harus selalu inovasi terhadap bentuk usahanya tersebut.
Berbeda dengan masyarakat yang berjiwa bisnis, ada sebagian besar masyarakat yang merintis usaha lain sebut saja para Youtuber. Mereka memutar otak juga bagaimana membuat konten-konten yang bisa dilirik masyarakat, sehingga tentunya akan memberikan penghasilan baru. Hal ini sering kita temui konten-konten yang bermanfaat dan juga tidak sedikit konten-konten yang “nggak jelas” karena mereka terkadang hanya ingin eksis saja.
Sebenarnya sah-sah saja konten mereka seperti apa, toh dari youtube sendiri yang akan memfilternya. yang membuat saya terusik sebenarnya bukan konten dari youtube tersebut, namun ada sedikit pergeseran “tata krama”/kesopanan yang terjadi saat ini. Satu hal saja yang menarik perhatian adalah nilai-nilai penghargaan di kalangan masyarakat kita, sehingga seringkali ada permintaan “like, share & suscribe dari pembuat. Hal tersebut mestinya tidak perlu diminta karena akan ada nilai saling menghargai “jika konten tersebut berguna” tentunya masyarakat akan memberikan penghargaan dalam bentuk “like, suscribe bahkan akan menshare, namun jika tidak maka tak perlu meminta bahkan sedikit memaksa.
Sebagai salah satu pendidik, walaupun secara online saya tak henti-hentinya selalu mengajarkan nilai-nilai kesopanan kepada para siswa untuk saling menghargai, memberi penghargaan kepada orang lain yang menurut kita “berprestasi”, dan jangan menjadi generasi yang meminta-minta tetapi generasi yang selalu kerja keras sehingga hasil kerja kerasnya yang nantinya mendapat penghargaan. Namun bagaimanapun upaya dilakukan guru, lingkungan tetap memberi andil terbesar dalam membentuk karakter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H