Lihat ke Halaman Asli

Ida S

TERVERIFIKASI

Joyful

Uniknya Pesta Pernikahan Orang Batak Toba di Kampung Sarulla

Diperbarui: 30 November 2018   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantin diarak menuju Onan

Saya belum pernah menghadiri pesta pernikahan adat Batak di kampung, jadi sewaktu sepupu saya menikah, saya memutuskan untuk datang menghadiri pesta pernikahan sepupu saya tersebut. Pernikahan adat Batak Toba walaupun secara garis besarnya sama, tapi untuk setiap kota atau daerah memiliki sedikit perbedaan sesuai dengan masing-masing daerahnya.

Sepupu saya adalah anak dari tulang saya yang berasal dari kampung Onan Hasang, sementara calon suaminya berasal dari Kampung Sarulla. Pesta adat akan dilaksanakan pihak Paranak, berarti pesta akan diadakan di Kampung Sarulla. Pernikahan orang Batak Toba di Sarulla sedikit berbeda dari kota saya tinggal yaitu, Palembang.

DOK.PRIBADI

Di dalam acara pernikahan adat Batak Toba, dimulai dengan acara Marsibuhai-buhai sebelum acara pemberkatan nikah di gereja, di mana pengantin pria beserta keluarga menjemput pengantin wanita di rumah.

Dalam acara Marsibuhai-buhai biasanya pengantin pria memberikan bunga tangan kepada pengantin wanita dan pemasangan korsase oleh pengantin wanita dilanjutkan dengan penyerahan daging babi oleh pihak Paranak dan penyerahan ikan mas oleh pihak Parboru, dilanjutkan dengan makan pagi bersama. 

Marsibuhai-buhai ini biasanya diadakan di rumah, tapi di kota Palembang acara tersebut sering dilaksanakan di gedung yang dipakai untuk acara pesta adat, hal ini demi kepraktisan supaya empunya hajatan tidak direpotkan lagi menyiapkan makan pagi.

makan pagi di acara Marsibuhai-buhai

Di kampung, acara Marsibuhai-buhai ini masih tetap dilaksanakan di rumah, dan uniknya makan pagi di acara Marsibuhai di kampung, tidak menggunakan piring tapi menggunakan kertas cokelat untuk pembungkus nasi yang dibagikan kepada para undangan yang hadir. 

Orang-orang yang bertugas membagikan makanan, membawa ember yang berisi lauk seperti daging, ikan, dan nasi mendekati setiap tamu undangan dan menuangkan makanan yang mereka bawa itu ke kertas coklat yang telah dibagikan. Saya baru pertama kali merasakan makan ala begini di acara marsibuhai-buhai. 

Dilihat dari segi kepraktisan memang sangat praktis karena yang empunya hajatan tidak perlu direpotkan untuk mencuci piring dan membereskan bekas makan, karena setelah makan kertas nasi tadi bisa langsung dibuang.

Pengantin sedang diberikan ulos oleh orangtua wanita

Pernikahan adat di kota Palembang biasanya menyewa gedung serba guna yang ada di dalam lingkungan gereja, sehingga begitu selesai pemberkatan nikah di atas gereja bisa langsung turun dan masuk ke gedung serba guna untuk pesta adat. 

Di Kampung Sarulla, pesta diadakan di Onan (pasar), dan jarak dari gereja HKBP Sarulla ke Onan berkisar beberapa ratus meter. Setelah ibadah pemberkatan selesai, pengantin diarak menuju Onan sambil diiringi musik terompet yang dimainkan oleh beberapa pemain musik. 

Pemandangan unik seperti ini tidak akan didapatkan di acara pernikahan orang Batak Toba di Palembang, tetapi bisa dilihat pada acara pernikahan orang Batak Toba di Kampung Pahae di mana Kampung Onan Hasang, dan Sarulla termasuk wilayah Pahae.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline