Ada sebuah biji buah mangga yang dilempar orang, tanah tempat biji itu dilempar adalah tanah subur sehingga tunas-tunas hijau mulai keluar dari biji tersebut. Ketika melihat dunia pertama kali, tunas mangga begitu senang dan berharap akan menjadi pohon kokoh ber buah lebat yang buahnya besar-besar dan manis.
Tunas mangga pun bertumbuh menjadi pohon yang sehat tanpa ada hama apapun yang melekat pada pohon dan daunnya Daunnya yang rindang pun menarik para burung betah untuk bertengger di dahannya.
Pohon mangga belum pernah melihat temannya yang sejenis di tanah itu sehingga pohon mangga merasa dialah pohon mangga yang paling hebat sampai suatu saat ada seorang burung yang merasa terganggu dengan ucapan bangga pohon mangga tersebut.
"Kamu akan sangat lama baru bisa berbuah," kata burung kepada pohon mangga.
"Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?" tanya pohon mangga biji dengan penasaran.
"Karena kamu berasal dari biji bukan cangkokan," jawab burung singkat.
"Apa itu cangkokan?" tanya pohon mangga biji dengan rasa ingin tahu karena baru kali ini dia mendengar kata cangkokan.
"Memisahkan batang dari pohonnya untuk langsung di tanam tapi batang yang diambil tersebut telah lebih dulu ditumbuhkan akarnya pada saat masih di pohon." Jelas burung panjang.
Dan juga jika pohon yang berasal dari biji memiliki resiko buah nya asam dan resiko tidak bisa berbuah," lanjut burung.
"Benarkah?" ujar pohon mangga terkejut.
"Kenapa bisa seperti itu?" tanya pohon mangga biji lagi dengan nada tidak percaya.