Lihat ke Halaman Asli

Ida Pakpahan

Tukang Tulis

Ditinggalkan atau Meninggalkan, Mana yang Lebih Menyakitkan?

Diperbarui: 12 Januari 2021   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi


Tiba-tiba aku teringat dengan salah satu fitur facebook, yang bagian "Jawab Pertanyaan". Fitur ini sudah lama ada, namun jarang kugunakan. Meski begitu, sering kali di beranda facebook-ku itu, muncul jawab-jawab pertanyaan begitu. 

Nah, jawaban dari pertanyaan yang paling sering muncul di berandaku, yaitu "Ditinggalkan dan meninggalkan mana yang lebih menyakitkan?" dan kebanyakan dari mereka menjawab, "ditinggalkan".

Aku setuju banget. Ditinggalkan lebih menyakitkan daripada meninggalkan. Karena biasanya orang yang ditinggalkan akan selalu tertinggal bekas dari orang yang meninggalkan kita. Entah itu kenangan ataupun luka. Sedangkan yang meninggalkan mungkin saja sudah melepaskan semua kenangan tentang kita. Dan mungkin dia sudah berbahagia di lain tempat. Sedangkan orang yang ditinggalkan masih harus mengingat terus jejak kenangan itu.

Contoh yang sederhana saja. Bagian menyakitkan dalam hidup kita adalah ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi untuk selama-lamanya. Kita akan selalu mengingat tiap kenangan yang pernah kita lalui. Sementara orang yang meninggalkan kita, mungkin sudah bisa duduk tenang di surga, karena tugasnya di bumi sudah selesai.

Contoh lain lagi, tentang masalah percintaan. Orang bakalan ngerasa sakit hati banget kalau diputusin dan ditinggalkan begitu aja, lengkap dengan jejak-jejak luka dan kenangan. Sedangkan yang meninggalkan malah sudah punya gandengan baru.

Jadi, mana yang lebih menyakitkan, ditinggalkan atau meninggalkan?

Ditinggalkan.

(*)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline