Lihat ke Halaman Asli

Ida Hutasoit

Penulis. Editor

Buat Apa Hidup, Hidup Buat Apa?

Diperbarui: 4 September 2021   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

*"Malu jualan? Ngapain malu! Nyolong uang rakyat tuh baru malu..."

"Trus kenapa gak mau jualan??"

*"Lah emang gak bakat, gak minat. Mau dipaksain juga gak bisa. Hasilnya gak akan maksimal."

"Kan belum dicoba? belum dipelajari? Jadi jangan langsung bilang ga bisa, dong."

*"Kamu ngeyel, ya. Sini aku kasih tahu, setiap orang punya passion, minat dan bakat beda-beda. Jadi kamu gak bisa maksain passion dan bakatmu ke orang lain, sebagaimana kamu pun gak mesti menjadi sama seperti orang lain. Masing-masing sudah ada perlintasan takdirnya sendiri. Saya menyebutnya calling. Panggilan hidup. Itu sudah ditentukan sama Sang Khalik, khusus buat setiap orang."

"Tapi kalau ada orang yang mau nyoba jualan meski bukan passion atau bakatnya gimana?? Atau nyoba sesuatu yang lain di luar panggilannya gimana??"

*"Ya, sah sah saja. Boleh boleh saja. Gak ada yang melarang. Bisa saja kamu justru baru sadar bakat ataupun panggilanmu sesungguhnya setelah nyoba sesuatu yang baru, yang beda dari apa yang kamu kerjakan sebelum-sebelumnya. Itu malah menjadi pintu kamu bertemu kesuksesan yang selama ini menantimu."

*"Kalau kamu tanya apa panggilan saya, ya saya akan jawab penulis dan menulis. Bukan cuma buat dapetin uang, tetapi lebih kepada pemuasan batin., karena di situlah minat saya, bakat saya, passion saya. Jadi, gak usah repot repot saranin saya jualan...!"

MENGHIDUPI PANGGILAN

Panggilan, seperti yang sempat disinggung dalam percakapan di atas, lebih bicara tentang pekerjaan atau tugas spesifik yang Tuhan sudah desain buat masing masing orang. Termasuk saya dan Anda. Istilah dalam bahasa asingnya, God's Calling. Paggilan ini khusus diberikan pada seseorang, dan hanya orang itulah yang dapat mengerjakan dan menyelesaikan panggilan itu sampai tuntas. Panggilan bisa terbungkus dalam bentuk apa saja. Bisa berupa pekerjaan (profesi seperti guru, dokter, penari, penulis, dll) maupun pelayanan (rohaniwan, pendeta, biksu, kiai, pemerhati hewan, pemerhati lingkungan, dll).

Mengenal panggilan itu penting, namun jauh lebih penting untuk hidup dalam panggilan. Mengapa menghidupi panggilan itu penting bagi seseorang? Apa alasannya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline