Lihat ke Halaman Asli

Ida Hutasoit

Penulis. Editor

Pitbull-ku Sayang, Pitbull-ku Malang

Diperbarui: 8 Agustus 2017   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: zastavki.com

Ini kasus lagi viral. Lapak Mak Lambe Turah pun sampai beberapa kali memosting beritanya. Tahu kan artinya kalau Mak Lambe Turah sudah turun tangan, itu berita berarti sedang hits. Well, saya bukan mau bahas soal Mak Lambe yang sudah beken seantero jagat maya ... *cieeee. Tapi yang menjadi perhatian dan keprihatinan saya di sini, stigma pada anjing pitbull sebagai hewan buas, ganas dan mematikan. 

Seolah pitbull itu monster berwujud anjing yang mengerikan. Padahal, coba kamu searching, baca dan pelajari karakter jenis anjing ini. Lihat di Youtube, kamu bakal menemukan banyak video yang menunjukkan pitbull sebagai anjing yang friendly, ramah terhadap anak kecil bahkan very welcome untuk diajak bercengkrama dan bermain. Sama seperti kebanyakan anjing jenis lain. Tidak se'ganas' yang pernah kita bayangkan.

Saya bukan sedang ingin mengatakan bahwa pitbull sebagai anjing hasil breed atau persilangan antara bulldog dan terrier ini tidak pernah punya catatan buruk. 

Memang kasus yang dialami gadis cilik bernama Ramiza Bazigha bukanlah kali pertama terjadi. Bahkan di beberapa negara, anjing jenis ini di-ban alias tidak dibolehkan untuk dipelihara. Tapi, bukan lantas kita bisa secara otomatis men-judge pitbull sebagai bad dog. Buktinya, seperti saya bilang tadi, banyak orang dengan peliharaan pitbull namun tidak ada masalah. Mereka tidak pernah punya pengalaman yang buruk dengan pitbull-pitbull mereka. 

Jadi, yang mau saya sampaikan, lihatlah kasus ini secara proposional. Jangan terlalu bernafsu menjatuhkan kesalahan sepenuhnya kepada si anjing, sementara peran owner sangatlah menentukan perilaku hewan peliharaanya.

Sumber ilustrasi: boredpanda.com

Sekalipun saya bukan expert-nya, sepemahaman saya ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh pemelihara anjing atau mereka yang ingin memelihara anjing:
  1. Hal pertama yang mesti kamu sadari betul, memelihara anjing itu bukan sekadar buat gaya-gayaan, ikut-ikutan tren atau menaikkan gengsi. Jadi kalau ingin pelihara anjing, itu karena kita memang benar-benar mau memeliharanya dan berkomitmen untuk merawat, mendidik, menyayangi dan menjaganya sampai akhir hidup si hewan dan akhir hidup kita.

  2. Langkah berikutnya, pilihlah jenis anjing yang sesuai dengan kondisi dan kemampuanmu. Misalkan kalau ukuran rumahmu kecil dan tidak ada pekarangan, jangan (ingin) memelihara anjing dari trah besar semisal great dean, german shepherd, douberman, atau husky. Atau, jangan ikut-ikutan memelihara anjing ras yang treatment-nya tentu tidak murah padahal kocek kamu pas-pasan. And so on. Intinya, ini demi kenyamanan si anjing juga pemilik.

  3. Kenali karakter anjing yang kamu pelihara supaya tidak keliru dalam menangani dan memperlakukannya. Ingat, perilaku hewan peliharaan sangat dipengaruhi bagaimana cara owner menangani dan mendidiknya. Sebagai tambahan, jika anjing yang kamu adopsi bukan dari bayi, ada baiknya menanyakan sejarah atau latar belakang anjing di kehidupan sebelumnya. Siapa tahu si anjing pernah punya masa lalu yang traumatis atau pengalaman tidak menyenangkan hingga butuh penanganan yang khusus. Ini juga bisa menjadi bahan pertimbangan untuk memutuskan mengadopsi atau tidak. Jangan sampai ada penyesalan karena ketidaktahuan.

  4. Penuhi kebutuhan hewan peliharaan dengan baik. Bukan hanya soal makan dan minumnya saja, hewan juga butuh perhatian dan kasih sayang. Sebagai contoh, ada jenis anjing yang wajib diajak berolah raga dengan berlari-lari agar energinya tersalur dan tidak menjadi agresif. Perhatikan kesehatan dan kebutuhannya bersosialisasi. Saya sangat percaya, anjing peliharaan yang semua kebutuhannya terpenuhi dengan baik dan diperlakukan dengan baik oleh owner akan bersikap baik pula.

Pada dasarnya sifat anjing itu sangat setia pada tuannya dan penyayang. Sudah banyak cerita, anjing bahkan bersedia mati demi melindungi tuannya. Dan pada dasarnya, semua hewan akan bertindak berdasarkan insting dan nalurinya. Jadi, jangan keburu menuding kesalahan pada hewan... siapa tahu yang salah justru manusianya.

Semoga kita bisa belajar dari setiap peristiwa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline