PEMALANG- Mahasiswa KKN Tematik Undip Desa Gunungsari ciptakan reaktor pirolisis sederhana untuk pembuatan biopestisida dari limbah kulit kopi berbasis asap cair sebagai pengendalian hama pada tanaman kopi (08/08/2022)
Menurut Daffa, Mahasiswa Program Studi S-1 Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri selaku koordinator KKN Tematik Desa Gunungsari, ide ini didasari karena banyaknya hama pada tanaman kopi Di Desa Gunungsari sehingga menurunkan produktivitas petani kopi. Daffa juga menambahkan, untuk menimalisir penggunaan bahan-bahan yang bersifat kimiawi maka digunakan pestisida berbasis bahan alam yaitu biopestisida dari limbah kulit kopi.
Pembuatan biopestisida berbasis asap cair dilakukan dengan alat reaktor pirolisis sederhana dengan kapasitas 10 L yang digunakan untuk membakar limbah kulit kopi dengan suhu berkisar antara 300 -- 400 oC, hasil pembakaran dengan proses pirolisis akan menyebabkan dekomposisi senyawa organik yang ada pada limbah kulit kopi sehingga menghasilkan senyawa fenolik yang berada dalam fase gas (asap cair). Senyawa fenolik yang dihasilkan dapat menurunkan aktivitas Hypothenemun hampei sehingga hama dapat diminimalisir dan produktifitas kopi pun meningkat.
Proses pembuatannya cukup sederhana, pertama, masukkan air pada kondensor sebagai air pendingin. setelah itu, masukkan limbah kulit kopi hingga setengah tungku terisi oleh limbah kulit kopi,tutup rapat tungku lalu hubungkan pipa asap hingga rapat. Kemudian, nyalakan api lalu diamkan tungku melakukan pembakaran. Tampung asap cair dari outlet asap cair yang terletak pada kondensor, lalu lakukan penyulingan dan hentikan ketika tar mulai masuk (ditandai dengan asap cair yang keruh). Matikan api yang menyala, lalu masukkan asap cair ke dalam botol semprot dan untuk penggunaan sebagai pestisida, campurkan asap cair dengan air perbandingan 1:1.
Dengan adanya reaktor pirolisis sederhana ini petani kopi di Desa Gunungsari mampu memproduksi biopestisida secara mandiri, dapat membunuh hama/penyakit yang menyerang tanaman kopi sehingga meningkatkan hasil produktivitas kopi.
Penulis:
1. Idah Sri Wahyuni, Mahasiswi Program Studi S-1 Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro
2. Daffa Ikhlasul Amal, Mahasiswa Program Studi S-1 Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H