Jumlah perempuan yang terinfeksi HIV dari tahun ke tahun semakin meningkat, seiring dengan meningkatkatnya jumlah laki-laki yang melakukan hubungan seks tidak aman yang bisa saja menularkan HIV pada pasangan seksualnya. Dipenghujung tahun 2015 ini salah satu iklan layanan masyarakat kesehatan yang banyak menarik perhatian publik adalah iklan layanan mengenai tes HIV pada ibu hamil berikut linknya https://www.youtube.com/watch?v=v4KW1NSZOvw.
Berapa banyak dari kita yang sudah mengetahui mengapa tes HIV penting bagi ibu hamil? Perlu kita ketahui salah satu faktor risiko penularan HIV (Human Immunodeficency Virus) adalah penularan dari ibu dengan HIV positif kepada anaknya bisa terjadi selama kehamilan, persalinan (kontak jaringan halus bayi terhadap darah dan cairan vagina maupun selama menyusui. Pada ibu hamil, HIV bukan hanya merupakan ancaman bagi keselamatan jiwa ibu, tetapi juga merupakan ancaman bagi anak yang dikandungnya. Lebih dari 90% kasus anak dengan HIV, mendapatkan infeksi dengan cara penularan dari ibu ke anak (mother-to-child transmission/MTCT). Pada tahun 2014 terdapat 268.308 ibu hamil yang di tes HIV dan hasilnya menunjukkan 2.061 ibu hamil tersebut positif HIV (Kemenkes, 2014).
Salah satu program pemerintah dalam menekan risiko penularan ibu hamil poisitif HIV kepada anaknya adalah melalui program PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak) yang sejalan dengan rekomendasi WHO (World Health Organization) tahun 2010. Program PPIA memiliki 4 prong (pendekatan) pencegahan yaitu :
- Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia produktif; Pencegahan sedini mungkin yang efektif untuk mencegah terjadinya penularan HIV pada anak adalah dengan mencegah perempuan usia produktif tertular HIV. Strategi ini dinamakan pencegahan primer (primay prevention). Pendekatan pencegahan primer ini memiliki tujuan mencegah penularan HIV dari ibu ke anak sedini mungkin, bahkan mencegah perempuan muda usia reproduksi dan pasangannya agar tidak terinfeksi HIV. Aktifitas yang dilakukan dalam pendekatan pertama ini adalah menyebarluaskan edukasi tentang HIV dan AIDS pada perempuan usia produktif, memobilisasi masyarakat untuk terlibat dalam pencegahan HIV, kampanya konseling dan tes HIV bagi perempuan dan pasangannya.
- Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan HIV positif; Perempuan dengan HIV positif memiliki risiko dengan kehamilannya oleh karenanya konseling yang berkualitas serta penggunaan alat kontrasepsi yang aman dan efektif akan membantu perempuan HIV positif dapat melakukan hubungan seks yang aman, serta menghindari terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. Aktifitas yang dilakukan pada pendekatan kedua ini adalah edukasi perilaku seks yang aman,menjalankan konseling dan tes HIV untuk pasangan, promosi dalam penggunaan kondom dan penggunaan kontrasepsi, dan senantiasa menjalankan konseling perencanaan kehamilan di layanan rujukan.
- Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Hamil Positif ke Anak; Staretegi ketiga ini adalah inti dari intervensi pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dalam bentuk pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif, layanan konseling dan tes HIV dengan inisiatif petugas kesehatan, pemberian terapi dan ARV (Anti Retro Viral), perencanaan persalinan yang aman, manajemen pemberian makanan bagi bayi dan anak, pemberian konseling kontrasepsi, pemberian profilaksis pada anak, dan pemeriksaan diagnostik pada bayi dan anak secara rutin oleh tenaga kesehatan.
- Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial dan Perawatan kepada Ibu HIV Positif Beserta Anak dan Keluarganya; Tentunya upaya pencegahan penularan HIV dari Ibu ke anak tidak lantas terhenti setelah ibu melahirkan. Masalah yang sering terjadi adalah munculnya stigma dan diskirimasi terhadap orang dengan HIV-AIDS ini di masyarakat. Oleh karenanya dukungan psikologis dan sosial harus terus dilakukan kepada Ibu tersebut, anak dan keluarganya. Beberapa aktifitas yang terkait dengan pendekatan keempat ini adalah layanan klinik dan rumah sakit yang bersahabat, dukungan dengan adanya kunjungan ke rumah maupun dari teman-teman sesama HIV positif, penyuluhan kepada anggota keluarga tentang cara penularan HIV dan penceghannya, pemberian ARV jangka panjang, pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik diri dan bayinya.
Tiap-tiap jenis pendekatan di atas akan berhasil jika dilakukan secara berkesinambungan. Dengan mengetahui status HIV sedini mungkin pada ibu hamil akan berdampak positif pada ibu tersebut dalam mencegah komplikasi yang akan terjadi akibat infeksi tersebut dan mencegah penularan HIV dari Ibu ke Anaknya. Kesemua strategi ini guna meningkatkan kualitas hidup ibu dan anak Indonesia di masa sekarang dan akan datang.
Daftar Referensi :
[1] http://spiritia.or.id/dokumen/pedoman-ppia2012.pdf
[2] http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2013/12/RAN-PPIA-2013-2017.pdf
[3] http://sahabatodha.blogspot.co.id/2015/01/terdapat-4-empat-prong-yang-harus.html
[4] http://m.jpnn.com/read/2015/12/04/342619/Ngeri,-30-Ribu-Ibu-Hamil-Diperiksa,-170-Positif-HIV/AIDS-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H