Dalam menguraikan ruang lingkup kesehatan reproduksi digunakan pendekatan siklus hidup (life cycle- approach) sehingga diperoleh komponen yang nyata dan dapat dilaksanakan. Melalui pendekatan siklus hidup kesehatan reproduksi akan sangat memperhatikan hak reproduksi perorangan seperti kebutuhan perempuan yang lebih khusus dibandingkan dengan laki-laki. Pada kodratnya perempuan mengalami menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui, serta mengalami monopouse, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan reproduksi yang intensif selama hidupnya. Fungsi reproduksi dimulai sejak masa pubertas, pada laki-laki dimulai sejak mengalami mimpi basah, dan pada perempuan dimulai sejak ia mendapatkan haid/menstruasi yang disebut menarche.
Organ reproduksi merupakan alat dalam tubuh yang berfungsi dalam proses kehidupan manusia untuk menghasilkan keturunan demi keberlanjutan hidupnya (reproduksi). Agar dapat menghasilkan keturunan yang sehat dibutuhkan pula kesehatan dari organ reproduksi. Salah satu yang menjadi faktor utama terciptanya kesehatan yaitu selalu menjaga kebersihan diri. Kebersihan genital pada perempuan merupakan salah satu dari isu kesehatan reproduksi yang dampaknya banyak menyebabkan infeksi saluran reproduksi pada perempuan. Salah satu bagian dari kebersihan genital yang penting adalah higiene genital saat menstruasi. Perempuan yang tidak teratur menjaga higiene saat menstruasi berisiko terkena infeksi saluran reproduksi (ISR) 1,66 kali dibanding dengan mereka yang menjaga higiene selama menstruasi (Farage, 2007). Infeksi saluran reproduksi dapat terjadi melalui 3 cara, salah satunya disebabkan oleh infeksi introgenik atau infeksi yang terjadi karena kesalahan penanganan yang dilakukan terhadap alat reproduksi, contohnya adalah perilaku hidup tidak higienis terhadap genital. Salah satu contoh penanganan yang salah dan yang sering terjadi adalah penanganan pada saat menstruasi (Llewlyn, 1997).
Menjaga kebersihan organ reproduksi bagian luar merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan. Keringat dapat membuat tubuh menjadi lembap terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat, sehingga dapat membantu pertumbuhan bakteri dan jamur. Beberapa contoh masalah dengan sistem reproduksi secara fungsional dan proses yaitu banyaknya kaum wanita yang menderita infeksi saluran reproduksi meliputi candidiasis genital, vaginosis bacterial, clamidia (Greenspan, 1998). Kondisi penanganan yang salah pada saat menstruasi tidak hanya menjadi isu kesehatan reproduksi secara nasional, bahkan internasional. Hal ini dibuktikan pada penelitian di India pada 300 responden hampir seluruhnya mengalami keputihan patologis selama menstruasi yang disebabkan oleh kesalahan praktik higiene menstruasi (Mudey, 2010).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H