(Sumber gambar: www.pickthebrain.com)
Judul tulisan di atas memang terdengar rada aneh dan asing, karena mencantumkan kata kegiatan “fitness” untuk organ tubuh yang bernama otak. Hal pertama yang terbersit di benak pikiran kita, ketika mendengar kata “fitness” adalah salah satu bentuk olah raga (phisik) dengan menggunakan alat bantu barbel (beban yang terbuat dari material besi) yang dilakukan di suatu tempat khusus untuk berolah raga tsb (gymnasium).
Penulis sendiri mendapatkan definisi “fitness” dari Kamus Bahasa Inggris (http://www.merriam-webster.com/dictionary/fitness) yang berarti kualitas atau keadaan yang fit (the quality or state of being fit). Dimana menurut kamus tsb, kata “fitness” ini bersinonim dengan kata health, healthness. Agar memudahkan kita dalam menelaah judul di atas, akan kita definisikan bahwa “fitness” diartikan secara sederhana sebagai keadaan yang sehat/menyehatkan saja.
Jika raga kita ingin sehat, maka kita perlu ber”olah raga”, sedangkan jika otak/pikiran kita ingin sehat, ya berarti padanannya adalah “olah otak/pikiran”. Penulis berpendapat bahwa jika judul di atas ditulis “olah raga otak/pikiran”, penulis pikir kurang tepat karena otak bukan merupakan organ tubuh (raga) yang bisa digerak-gerakkan ototnya (beda dengan organ kepala dimana tempat otak/pikiran berada, jika pembaca ingin menggoyang-goyangkan kepala dengarkan saja lagu “Ayo Goyang Dumang”, he..he..he..) (http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2014/12/26/ayo-pembaca-bergoyang-dumang-dan-menulis-693714.html).
Sampai di sini, penulis anggap bahwa pemakaian kata “fitness” sudah jelas (clear), sekarang mari kita bahas usaha/kegiatan apa saja agar otak kita bisa di“fitness”kan (pembaca jangan terjebak gambar di atas, gambar tsb sengaja dicantumkan hanya sebagai perumpamaan saja).
Salah satu upaya mem”fitness”kan otak menurut penulis adalah dengan banyaklah membaca, sehingga dengan banyak membaca sediaan pengetahuan kita menjadi semakin bertambah. Dari kegiatan membaca ini akan diperoleh hal yang baru setiap harinya. Penulis pernah membahas bahwa arti kata “membaca” tidaklah semudah diucapkan, bagi pembaca yang belum membaca tulisan tsb, silahkan berkunjung dahulu ke tautan berikut (http://sosbud.kompasiana.com/2014/12/28/siapa-bilang-membaca-itu-mudah-693918.html). Bagaimana hubungan bahwa membaca dikategorikan sebagai “fitness” (olah otak/pikiran) berikut pembahasannya.
Berdasarkan definisi membaca yang telah dibahas pada tulisan sebelumnya, di dalam definisi tersebut diuraikan bahwa di dalam membaca terdapat 2 (dua) pekerjaan, yaitu: (1)melihat (agar mengetahui), serta (2)memahami. Jangan lupa pembaca, bahwa subyek pelaku kedua pekerjaan tsb dilakukan oleh otak/pikiran kita (penulis jadi teringat pernah mengkontraskan hal ini dengan organ tubuh “dengkul”,he..he..he...).
Sumber gambar: Dokumen pribadi (Syaeful Haq, I., 2014)
Mengacu kepada berpikir sistem yang telah dibuat pada tulisan sebelumnya (lihat gambar di atas), akan timbul dalam benak pikiran kita, pada posisi mana otak/pikiran kita berada dalam kegiatan membaca tsb? Agar pembaca dapat merasakan perbedaan kegiatan mengetahui dan memahami yang dilakukan otak/pikiran dengan baik, berikut penulis jelaskan berdasarkan Taksonomi Bloom (1956).
- Kotak Kuning (Tahap-1) Proses Mengetahui
- Kapan kita disebut telah memiliki kemampuan mengetahui sesuatu dengan baik? Ketika kita dapat mengingat dan memanggil informasi (pengetahuan) yang telah tersimpan dalam memori kita.
- Apa indikasi bahwa kita telah mencapai kemampuan mengetahui tsb? Kita dapat menyebutkan, menceritakan dan menyebutkan kembali informasi (pengetahuan) yang telah tersimpan tsb.
- Kotak Biru Laut (Tahap-2) Proses Memahami
- Kapan kita disebut telah memiliki kemampuan memahami sesuatu dengan baik?Ketika kita mengerti maksud (hal yang dikehendaki) dari sebuah konsep.
- Apa indikasi bahwa kita telah mencapai kemampuan memahami tsb? Kita dapat merangkum, mengkonversi, mempertahankan, dan menyatakan kembali konsep tsb.
Baiklah akan penulis ringkaskan tulisan di atas, bahwa pekerjaan mengingat, menyebutkan, menceritakan (dalam proses mengetahui), serta mengerti suatu hal, merangkum dan menyatakan kembali (dalam proses memahami), ini semua adalah pekerjaan yang dilakukan di dalam otak/pikiran kita. Berarti di sinilah kita mendapatkan hubungan (korelasi) yang kuat bahwa “membaca” merupakan salah satu cara “fitness” atau olah pikir yang menyehatkan otak kita.
Nah sekarang pembaca akan teringat lagi ketika belajar di bangku sekolah dulu, mengapa guru kita ketika tugas membaca sebuah bacaan/tulisan telah selesai dilakukan, kita diminta untuk merangkumkan atau menyatakan kembali kembali hasil bacaan kita. Hal ini tidak lain, bahwa guru kita sedang mengecek apakah bacaan tsb sudah dapat kita pahami dengan baik atau belum. Nah jika pembaca tidak mengingat kembali dengan baik kejadian dulu di sekolah tsb, berarti otak/pikiran pembaca jarang di”fitness”kan, he..he...he....terlalu.... demikian Bang Haji mengatakan.
Sebagai penutup, penulis menyimpulkan bahwa kegiatan pembaca yang saat ini dilakukan, yaitu membaca tulisan ini sebenarnya secara tidak langsung penulis telah berkontribusi bagi kesehatan otak/pikiran pembaca (iya khan pembaca, he..he..he...).
Akhir kata marilah pembaca kita menyehatkan (fitness) otak/pikiran dengan membiasakan banyak membaca.
Semoga bermanfaat, Wass (ISH).
Ciamis, 29 Desember 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H