Lihat ke Halaman Asli

Hujan

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Titik-titik air mulai nampak
Satu titik...
Dua titik...
Tiga titik...
Hingga milyaran titik...
Sambung menyambung tak berkesudahan
Mencapai bumi dengan kecepatannya sendiri
Menjejak di atas atap
Melahirkan dendang merdu dengan ketukannya
Aroma tanah menguap
Menyerang indra pencium makhluk Tuhan
Mengundang katak berdendang ria
Membangunkan bibit layaknya putri tidur dikecup pangeran
Melumerkan panas matahari yang enggan beradu kekuatan
Mengumbar dingin yang menyerang raga
Mencipta malas dan kantuk
Merayu untuk dormansi di zona nyaman
Syukur dan cerca mulai mengalir
Doa dan umpatan mulai berkumandang
Sejuta rasa terpatri karena hadirmu
Titik-titik itu bernama hujan
Tidak bergeming krn keluh
Tidak berbangga krn puja
Berlaku peran atas kehendakNYA

*Makassar, 08 April 2013 09:59*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline