Lihat ke Halaman Asli

Mengatasi Maraknya Berita Hoax pada Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia

Diperbarui: 7 Juli 2022   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumlah sebaran berita hoax di media sosial (Kementerian Komunikasi dan Informatika.,2021)

Coronavirus Disease (Covid-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus baru yang disebut virus corona. Covid-19 muncul pertama kali pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok dan melanda seluruh dunia. Akibat dari pandemi Covid-19 ini banyak masyarakat di seluruh dunia menjadi korban akibat keganasan virus ini. 

Negara-negara di dunia termasuk Indonesia sedang berusaha untuk memperbaiki keadaan menjadi normal kembali. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah seperti menerapkan PPKM, Sosialisasi tentang Covid-19, membuat vaksin Covid-19, bahkan menerapkan sistem pembelajaran online pada para siswa dan mahasiswa. 

Covid-19 membuat perubahan masyarakat di Indonesia dalam beraktivitas sebagai makhluk sosial. Masyarakat menjadi menutup diri dari lingkungan luar demi keamanan diri sendiri dan keluarga. Hal ini membuat para masyarakat di PHK dan tingkat pengangguran menjadi tinggi sehingga perekonomian menjadi turun. Selain itu, akses masuk turis ke Indonesia dibatasi sehingga pendapatan negara dari sektor pariwisata pun ikut menurun. 

Pandemi Covid-19 memberikan ketakutan bagi banyak masyarakat, melalui ketakutan ini ada oknum yang memanfaatkan suasana dalam menyebarkan berita hoax sehingga masyarakat menjadi resah dan juga beberapa masyarakat percaya dengan berita tersebut. Maraknya berita hoax ini menjadi permasalahan di Indonesia saat ini, hal -hal yang tidak benar mengenai Covid19 menjadi topik utama para oknum tersebut, seperti berita tentang Covid-19 merupakan konspirasi elit global. 

Hal tersebut masih belum dibuktikan kebenarannya dan banyak masyarakat percaya dengan berita tersebut sehingga masyarakat meremehkan wabah ini dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang telah diterapkan oleh pemerintah. Dampak dari hal tersebut mengakibatkan kenaikan angka kasus Covid-19 di Indonesia. 

Meskipun sudah banyak korban dari keganasan Covid-19 dan ditemukannya vaksin untuk wabah ini, masyarakat tetap tidak sepenuhnya mentaati protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah hal ini disebabkan oleh berita hoax yang masih tetap beredar dan para masyarakat kurang bijak dalam mengolah informasi yang benar dan salah.

Berita hoax merupakan masalah yang sangat serius dan perlu diperhatikan oleh pemerintah. Oleh karena itu, dibutuhkannya sosialisasi agar masyarakat dapat memilah berita yang sesuai dengan kenyataan yang ada. Berbagai sarana perlu dimaksimalkan dalam upaya sosialisasi ini seperti pamflet, poster, dan yang paling utama melalui media sosial. 

Media sosial merupakan tempat yang paling sering diakses oleh masyarakat, hal ini sangat bermanfaat agar mereka dapat tahu kondisi dan berita yang sumbernya terpercaya. Diharapkan pemerintah memberikan konten yang benar dan menarik bagi masyarakat agar mereka mengerti apa maksud yang disampaikan dan rutin dilakukan agar mereka lebih terbiasa lagi dalam mendengarkan informasi-informasi yang akurat.

 1. Maraknya berita hoax yang beredar di Indonesia 

 Maraknya berita hoax di tengah masa pandemi ini menjadi permasalahan sangat penting saat ini, banyak masyarakat mudah percaya dengan berita hoax ini terutama tentang pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia hingga kini. Berita hoax berisi informasi yang tidak benar dan tidak sepatutnya dipercaya tetapi banyak dari masyarakat Indonesia percaya dengan berita hoax seolah-olah berita tersebut benar dan akurat informasinya. 

Pada tanggal 30 April 2021 kominfo mencatat bahwa selama pandemi telah terdapat 1.733 berita hoax yang terkait dengan Covid-19 dan 177 di antara berita hoax tersebut terkait vaksin Covid-19 dan pada tanggal 21 Agustus 2021 kominfo mencatat terjadi kenaikan yang cukup signifikan dimana terdapat 4.163 unggahan berita hoax terkait Covid-19 di media sosial melalui Facebook, Youtube, Instagram, Twitter, dan media lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline