A. Pendahuluan
Memahami perilaku keuangan dan konsep bisnis sangat penting dalam konteks ekonomi dan keuangan. Dalam konteks perilaku keuangan, pemahaman mengenai bagaimana orang membuat keputusan keuangan yang mungkin tidak sepenuhnya rasional membantu dalam merancang strategi keuangan yang lebih efektif. Dalam bisnis, tujuan utamanya adalah menghasilkan laba dengan menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya. Bisnis merupakan salah satu pilar utama dalam perekonomian suatu negara, dan kesuksesan bisnis dapat berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Dalam konteks perilaku keuangan, penting juga untuk memahami bagaimana perilaku keuangan individu dan bisnis dapat memengaruhi keputusan keuangan, investasi, dan pengelolaan risiko. Penelitian di bidang perilaku keuangan telah memberikan wawasan berharga tentang mengapa orang dan organisasi sering kali tidak selalu mengambil keputusan keuangan yang rasional, dan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi keuangan mereka. Penggabungan antara perilaku keuangan dan bisnis dapat membantu individu dan organisasi dalam mengambil keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan keuangan mereka, sehingga dapat mencapai tujuan keuangan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Dari hasil penelitian George W. England terhadap 1.072 pimpinan perusahaan di Amerika Serikat, di peroleh pendapatan yang lebih beragam tentang tujuan perusahaan, yaitu:
1. Profitability (menghasilkan keuntungan).
2. Produktivity (menghasilkan produk dengan kualitas atau jumlah tertentu).
3. Growth (tumbuh dan berkembang).
4. Employee (memuaskan karyawan).
5. Community interest (memenuhi kebutuhan masyarakat).
Namun, bagi usaha bisnis, tujuan utamanya adalah memperoleh keuntungan.
B. Kajian pustaka
Memahami perilaku keuangan dan bagaimana keputusan keuangan dibuat oleh pemilik usaha mikro dan kecil (UMKM) sangat penting dalam menjaga keberlangsungan bisnis mereka.
Pemilik UMKM harus mampu mengelola sumber daya finansial mereka dengan baik, mulai dari pembiayaan hingga manajemen modal kerja. Perilaku keuangan yang baik, seperti pengelolaan utang yang bijaksana, penghematan, investasi yang cerdas, dan manajemen kas yang efisien, dapat memiliki dampak positif pada profitabilitas UMKM. Sebaliknya, perilaku keuangan yang buruk, seperti pengeluaran yang tidak terkendali, utang yang tidak terkelola, dan kurangnya perencanaan keuangan, dapat menyebabkan masalah keuangan yang serius.
Keberhasilan dan pertumbuhan UMKM dalam lingkungan yang kompetitif sangat bergantung pada dasar keuangan yang baik. Pemilik UMKM yang memiliki pemahaman yang baik tentang keuangan dan menerapkan perilaku keuangan yang bijaksana memiliki peluang lebih besar untuk mencapai daya saing yang lebih tinggi dalam ekonomi global. Sebaliknya, perilaku keuangan yang buruk dapat menyebabkan kesulitan finansial dan bahkan penutupan bisnis.
Dengan demikian, pemahaman tentang perilaku keuangan yang baik dan kemampuan untuk mengambil keputusan keuangan yang tepat merupakan keterampilan yang sangat penting bagi pemilik UMKM. Pelatihan dan pendidikan mengenai manajemen keuangan dapat membantu pemilik UMKM meningkatkan keterampilan keuangan mereka dan, pada gilirannya, meningkatkan profitabilitas dan keberlanjutan bisnis mereka.
C. Pembahasan
Perilaku keuangan atau financial behavior mengacu pada cara seseorang mengatur dan mengelola keuangan mereka. Ini mencakup berbagai tindakan dan keputusan keuangan yang diambil oleh individu, termasuk perencanaan keuangan, pengeluaran, pencatatan keuangan, pengawasan, dan pertanggungjawaban terhadap sumber daya keuangan mereka.
Perilaku keuangan seseorang dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk pendapatan mereka, hasrat untuk memenuhi kebutuhan hidup, kebiasaan pengeluaran, pengetahuan tentang keuangan pribadi, dan nilai-nilai pribadi terkait uang dan keuangan. Seseorang yang memiliki perilaku keuangan yang baik biasanya mampu mengelola uang mereka dengan bijak, merencanakan masa depan keuangan mereka, menghindari pemborosan yang tidak perlu, dan memiliki kontrol atas hutang mereka.
Penting untuk memahami perilaku keuangan Anda sendiri dan bekerja menuju perilaku yang lebih sehat jika diperlukan. Pendidikan keuangan, perencanaan keuangan, dan konsultasi dengan seorang penasihat keuangan dapat membantu individu meningkatkan pengelolaan keuangan mereka dan mencapai tujuan keuangan mereka dengan lebih baik.
Menurut Arwildayanto, dkk (2017), perilaku keuangan seseorang dapat diketahui melalui beberapa indikator, antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Konsumsi (consumption)
Konsumsi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga atas berbagai barang dan jasa. Financial behavior seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia melakukan kegiatan konsumsinya seperti apa yang dibeli dan alasan mengapa ia membelinya.
2. Manajemen arus kas (cashflow management)
Arus kas adalah indikator utama dari kesehatan keuangan yaitu ukuran kemampuan seseorang untuk membayar segala biaya yang dimilikinya, manajemen arus kas yang baik adalah tindakan penyeimbangan, masukan uang tunai dan pengeluaran. Cashflow management dapat diukur dari apakah seseorang membayar tagihan tepat waktu, memperhatikan catatan atau bukti pembayaran dan membuat anggaran keuangan dan perencanaan masa depan.
3. Tabungan dan Investasi (Saving and Investment)
Tabungan adalah tindakan menyisihkan sebagian dari pendapatan Anda dan menyimpannya dalam rekening tabungan atau bentuk investasi yang lebih likuid. Tujuan utama tabungan adalah untuk memiliki dana cadangan yang dapat digunakan untuk mengatasi kejadian tak terduga atau darurat, seperti biaya medis yang tidak terduga, perbaikan rumah mendesak, atau kehilangan pekerjaan. Tabungan juga dapat digunakan untuk memenuhi tujuan jangka pendek, seperti pembelian barang mahal dalam beberapa tahun ke depan.
Investasi adalah tindakan mengalokasikan dana Anda dalam bentuk yang berpotensi menghasilkan keuntungan di masa depan. Ini bisa berupa saham, obligasi, properti, atau investasi lainnya. Tujuan investasi adalah untuk mengembangkan kekayaan Anda dari waktu ke waktu dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti persiapan pensiun, pendidikan anak, atau pencapaian tujuan keuangan jangka panjang lainnya. Investasi seringkali melibatkan risiko, dan hasilnya bisa bervariasi tergantung pada jenis investasi yang Anda pilih.
4. Manajemen utang (Credit Management)
Credit management merupakan komponen terakhir dari financial management behavior. Manajemen utang atau credit management adalah kemampuan seseorang dalam memanfaatkan utang agar tidak membuat individu mengalami kebangkrutan, atau dengan kata lain manajemen utang merupakan pemanfaatan utang untuk meningkatkan kesejahteraan individu.
D. Penutup
1. Simpulan
Dalam pengelolaan keuangan, seorang pengusaha perlu pemahaman mengenai perilaku keuangan dan tujuan dari usahanya. Perilaku keuangan atau financial behavior adalah kemampuan atau tindakan yang dilakukan seseorang dalam mengatur dan mengelola keuangan, mulai dari perencanaan, pembelanjaan, penyimpangan, pembukuan, pengawasan dan pertanggung jawaban dari sumber daya keuangan yang dimilikinya. Adapun beberapa indikator perilaku keuangan, yaitu: (1) konsumsi, (2) manajemen arus kas, (3) tabungan dan investasi, (4) manajemen utang.
2. Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan yang sudah penulis paparkan diatas, seorang pengusaha harus pintar dalam mengelola dan mengatur jalannya usaha yang dijalankan. Maka diperlukan pemahaman mengenai perilaku keuangan, mengetahui indikator-indikator perilaku keuangan, dan risiko.
Ida Ayu Eka Arta Rinjani/S2 Ilmu Manajemen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H