Lihat ke Halaman Asli

Respon Islam Nusantara terhadap Modernisasi

Diperbarui: 10 April 2020   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Didalam respon Islam Nusantara terhadap modernisasi kali ini, yang akan dibahas yaitu ada 3 bagian, yakni :


1. Islam dan Modernisasi
Sudah diketahui bahwa Islam merupakan agama yang paling diridhoi oleh Allah SWT. yakni agama yang dianggap paling sempurna. Kesempurnaan Islam sendiri yakni terletak pada sebuah keyakinan. Maksudnya yaitu semakin manusia percaya dengan sepenuh hati jika tidak ada Tuhan selain Allah SWT, otomatis manusia akan semakin mendalami islam serta mengamalkan ajaran islam, sehingga semakin sempurna pula Islam yang ada pada diri dan hati manusia tersebut. Seperti tujuan dari syari'at Islam sendiri, yakni diantaranya :
- Memperkenalkan manusia dengan Tuhannya.
- Menyeru manusia untuk melaksanakan ibadah.
- Mengingatkan manusia akan keadaan dan tempat kembalinya (gambaran tentang surga dan neraka).

Sedangkan, Modernisasi merupakan perubahan dalam segala aspek kawasan pemikiran dan aktivitas manusia sesuai dengan perkembangan zaman. Islam sendiri telah membuktikan bahwa Islam bukanlah agama yang memberontak adanya modernisasi. Justru islamlah yang menjadi pelopor munculnya modernisasi. Modernisasi ini muncul akibat pengaruh dari budaya Barat. Jadi, tidak kaget jika gaya dan pergeseran sikap serta mentalitas masyarakat sekitar, yang meniru gaya hidup kebarat-baratan.

Pada saat itu, umat Islam kebingungan ketika dihadapkan dengan munculnya modernisasi ini, kemudian muncul pula 3 golongan yang masing-masing berbeda dalam menanggapi segala sesuatu yang datang dari bangsa Barat tersebut, antara lain yakni:
- Golongan yang melarang keras apa-apa yang datangnya dari bangsa Barat.
- Golongan yang menerima secara terbuka segala sesuatu yang datangnya dari bangsa Barat.
- Golongan menyaring terlebih dahulu segala sesuatu yang berasal dari bangsa Barat, apa yang sesuai mereka manfaatkan, apa yang tidak sesuai mereka buang jauh-jauh.

2. Sikap Islam Nusantara terhadap Modernisasi
Keberadaan Islam Nusantara pada saat itu sempat menimbulkan beberapa polemik di masyarakat. Namun, disini Islam selalu membawa serta menciptakan kedamaian, kebaikan dan kebermanfaatan bagi masyarakat Islam.

Modernisasi juga dikenal lebih identik dengan yang namanya liberalis. Maka dari itu, muncul beberapa perbedaan pemikiran dan tindakan dikalangan masyarakat Islam. Ada 3 sikap yang diambil oleh masyarakat Islam dalam menyikapi modernisasi, yakni; menerima tanpa ada sikap dan pikiran kritis, mengutuk bangsa barat atas seluruh budayanya, mengambil budaya barat yang positif dan membuang serta menghindari budaya yang menurut mereka negatif.

Islam merupakan agama yang sangat menghargai segala perbedaan, entah itu perbedaan cara pandang, cara bertindak maupun cara berpikir manusia. Oleh karena itu,  pandangan, pemikiran serta sikap manusia terhadap modernisasi sangatlah dihargai dalam Islam, asalkan harus tetap sesuai dengan nilai-nilai dalam syari'at Islam. Jadi, Islam tidak melarang masyarakat untuk tidak mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern. Malahan Islam sangat menganjurkan, akan tetapi tetap dalam naungan nilai-nilai syari'at Islam serta tidak menyalahi norma-norma Islam itu sendiri.

3. Modernisasi ala Islam Nusantara
Modernisasi di Nusantara sangat mempengaruhi proses perubahan sosial kehidupan masyarakat, yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Modernisasi disini juga sering disebut dengan westernisasiKenapa? karena memang hampir semua teknologi yang masuk ke Nusantara berasal dari dunia barat. Modernisasi ala Islam Nusantara dapat diartikan dengan, tetap menjaga nilai-nilai budaya tradisional yang sudah ada dan pula tidak menutup diri dari maraknya modernisasi.

Sebenarnya, segala sesuatu itu pasti memiliki dampak baik dan buruk. Begitu juga dengan halnya modernisasi. Modernisasi membawa manusia pada kemajuan berpikir yang lebih cepat dan canggih, yakni dengan bantuan teknologi yang ada. Namun, dampak buruknya yakni, adanya modernisasi disini bisa mengikis tradisi yang selama ini sudah ada.

Bahkan hingga muncul beberapa pendapat yang pro dan kontra terhadap modernisasi ini. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Dinsamsudin yaitu bahwa "proses modernisasi secara perlahan dapat mengikis kebudayaan Nusantara yang bernuansa Islam". Namun, disisi lain Prof. Komaruddin Hidayat mengatakan bahwa "Modernisasi harus tetap  dilakukan karena bisa menjadi nilai tambah untuk Indonesia sendiri".

Untuk itulah, diperlukannya sebuah benteng untuk melindungi tradisi agar tetap utuh adanya dan tidak terkikis oleh modernisasi. Benteng tersebut tidak lain adalah agama Islam sendiri. Selanjutnya, masyarakat harus menyikapi hal tersebut dengan bijak, sesuai dengan konteks dan subtansi kebutuhan, demi mempertahankan budaya dan tradisi yang sudah ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline