Lihat ke Halaman Asli

Ida Afriani

Biology student

Apa Itu Biji Sintetik Anggrek?

Diperbarui: 28 Juli 2021   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Masyarakat umum pasti sudah tidak asing lagi jika mendengar kata "anggrek". Tanaman yang banyak dicari karena memiliki kekhasan tersendiri pada bunganya. 

Anggrek merupakan tanaman unggulan di sektor florikultura, bahkan selama enam tahun terakhir, Direktorat Jenderal Hortikultura selalu memantau angka produksi dan perdagangan anggrek, dan menempatkannya di posisi empat besar komoditas tanaman hias. 

Besarnya minat anggrek di pasaran menyebabkan stok tanaman ini harus terpenuhi secara kontinyu, salah satu caranya melalui perbanyakan. Secara alami, perbanyakan anggrek skala masal dapat dilakukan melalui biji, akan tetapi cara ini mempunyai kekurangan dikarenakan biji anggrek sulit dikecambahkan. 

Karena keterbatasan tersebut, maka muncul suatu ide perbanyakan anggrek yang lebih efektif baik dari segi biaya, pembuatan, dan manfaat. Teknik tersebut dikenal dengan teknik enkapsulasi.

Teknik enkapsulasi juga dikenal sebagai biji sintetik. Biji sintetik adalah embrio somatik yang diberi lapisan pelindung dan memiliki struktur dan sifat seperti embrio zigotik (Muliawati et al., 2016). Biji sintetik menggunakan matrik biodegradable yang efektif untuk melindungi eksplan dari kerusakan. Material matriks yang digunakan biasanya adalah natrium alginat hidrogel karena strukturnya yang dapat menggumpal jika dicelupkan ke dalam kalsium klorida. Gambaran secara umum dari biji sintetik anggrek adalah hidrogel yang di dalamnya terdapat eksplan atau calon tanaman.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Salah satu keuntungan teknik biji sintetik adalah teknik ini sangat cocok untuk tanaman yang tidak mampu menghasilkan biji atau memiliki biji tetapi tidak memiliki cukup cadangan makanan seperti anggrek. Keuntungan lainnya dari biji sintetik yaitu dapat dimanfaatkan untuk penyimpanan benih atau bibit dalam waktu lama, sehingga memudahkan proses distribusi dan dapat dikecambahkan sesuai keinginan. Selain itu, biji sintetik juga dapat diproduksi dalam skala besar atau industri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline