Lihat ke Halaman Asli

Karakter Manusia sebagai Pilihan Hidup

Diperbarui: 21 Desember 2020   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandangan Pendidikan yang diinspirasi oleh Filsuf John Locke

Pembentukan karakter penting dilakukan sejak dini. Dalam institusi pendidikan, karakter penting untuk dimiliki setiap siswa karena karakter merupakan semacam fondasi yang harus kuat ketika membangun kemampuan-kemampuan ataupun pemahaman siswa lainnya. Disini, saya terinspirasi oleh pandangan filsuf John Locke terhadap pendidikan.

John Locke merupakan seorang pakar kesehatan yang menurutnya anak sejak dini perlu diperhatikan gizi dan asupan makanan yang dikonsumsinya[i]. Di dalam bukunya, Locke banyak memaparkan tentang kesehatan anak bergantung pada gaya hidup dan pola makan yang baik dan harus dimulai sejak dini. Bukan hanya tentang makanan dan minuman, Locke pun menyoroti bahwa istirahat yang cukup pun sangat penting untuk seorang anak.

 Orang tua memiliki andil yang sangat besar dalam pembentukan karakter anak karena mereka harus merawat anak-anak sebagai makhluk yang menalar. Locke percaya bahwa pemikiran manusia pada awalnya semua kosong seperti kertas putih.

Menurut Locke, anak-anak suka diperlakukan sebagai makhluk yang rasional dan ide-ide yang terbentuk pada anak dibangun dari pengalaman atau inderanya. Sebagai manusia kita perlu mengamati semua aspek seperti bau, warna, bentuk, ukuran, dll dan kita dapat berpikir lebih tinggi untuk membuat ide yang kompleks. (Hardiman, Pemikiran Modern, 76).

Pikiran menggabungkan dua atau lebih ide sederhana menjadi satu ide kompleks. Ini juga dapat menggabungkan data sensasi dan refleksi untuk membentuk ide-ide baru yang kompleks. Misalnya, ide keindahan, rasa syukur, seorang pria, tentara, alam semesta dll. Pikiran menggabungkan ide-ide sederhana tentang putih, manis dan keras/kasar untuk membentuk ide kompleks dari sebongkah gula.

 Manusia adalah makhluk yang menalar dan seorang manusia memiliki kekuatan/naluri tidak hanya atas tindakan mereka, tetapi juga atas pilihan dan niat mereka. Seorang manusia mampu menyangkal keinginannya sendiri dan murni mengikuti apa yang diarahkan akal sebagai yang terbaik, meskipun pada akhirnya kedagingannya sering condong ke arah lain. Lalu kemudian diperlukan adanya hikmat yang membuat seseorang untuk memutuskan dan memilih pilihan hidup diri sendiri.

 Begitu rapuhnya batas antara manusia dan binatang yang ketika batas itu tidak diamankan dengan perhatian cermat pada pendidikan karakter, maka rapuhlah kemampuan dan semua konsep yang telah dibangun pada manusia tersebut. Dari sini, kita dapat melihat pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk karakter seorang anak yang baik.

 Gairah dan keinginan adalah cela yang harus dikendalikan, tetapi keinginan memiliki kekuatan yang dapat diubah menjadi kebaikan dalam memotivasi kita untuk bertindak. Hasrat dan gairah adalah yang menggerakkan kita untuk bertindak. Kita tidak boleh menjadi "budak dari keinginan kita", kita harus mengontrolnya menjadi agen yang memotivasi untuk mencapai tujuan kita.

Merdeka dari perbudakan manusia merupakan suatu ide penting yang dapat dipegang oleh seorang manusia. Dengan begitu, manusia tidak lagi merasa terkekang namun dapat dengan cukup leluasa menyampaikan pemikiran dan isi hatinya. Memiliki kemampuan berpikir kritis serta memiliki sikap "gentleman" merupakan suatu highlight didalam pendidikan karakter.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline