Lihat ke Halaman Asli

GENCATAN SENJATA DITUBUH DEMOKRAT : Anas Siapkan Amunisi, SBY Alamat Bergerilya

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13618186371046485066

[caption id="attachment_245644" align="aligncenter" width="300" caption="Dok. Detiknews.com"][/caption]

Tampak jelas sikap kekecewaan Anas Urbaningrum atas penetapannya sebagai tersangka yang disematkan oleh KPK, seanteronya KPK yang masih dibawah SBY seakan melekat adanya intervensi seorang atasan terhadap kinerja KPK yang harusnya mengedepankan swasembada sikap integritas.

Anas sepertinya pun tidak tinggal diam. Terlihat serangan Anas terhadap Majelis Tinggi Partai Demokrat, Anas menuding SBY yang dianggap telah menzolimi dirinya, karena mengingat desakan dari SBY kepada KPK yang ingin menetapkan status Anas, dengan sekiranya penetapan status Anas tersebut merupakan sebuah siasat praktis SBY agar dapat memulihkan elaktabilitas partai yang sedang diujung tanduk.

Hal ini seakan menjadi introduksi pertarungan Mahabrata Anas dan SBY, apalagi Anas pernah menyematkan komentar pada status diBlackBerry Massanger-nya bahwa keadaan saat ini merupakan fenomena politik para sengkuni.

Anas berasumsi, yang tadinya tidak menyangka adanya penetepan status hukum KPK terhadap dirinya tak lepas dari rangkaian dan rentetan peristiwa yang telah terjadi sebelumnya, yang dianggap merupakan sebuah konspirasi politik ala SBY kepadanya.

“seperti anak bayi yang tidak diinginkan kelahirannya”, ucap Anas sewaktu konferensi pers berlangsung. Komentar Anas diatas punya makna yang luas, seolah Anas mencium adanya introduksi serangan politik SBY tertuju kepadanya. Terbukti, amunisi keseriusan Anas menjawab kibaran bendera perang yang ditujukan kepada kubu Keluarga Cikeas bukan hanya omongan sesumbar.

Dimana sebagian pengamat menilai, mundurnya Anas dari jabatannya merupakan konsekuensi tegas Anas yang menyatakan bahwa kejadian ini merupakan langkah awal dari sekian banyak halaman yang akan dibaca untuk kepentingan bersama, jika diartikan dengan kata lain, akan banyak nama besar petinggi-petinggi Partai Demokrat yang akan mengikuti jejak Anas saat ini. Anas sepertinya tidak terima status hukumnya di KPK saat ini.

Maka dengan penetapan status tersangka oleh KPK, SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat segera mengambil langkah radikal. Pertanda antisipasi dari siasat gerilya yang dilakukan SBY ini sangatlah bertujuan, selain sebagai sinyal menunjukan isyarat perlawanan terhadap Anas, juga keinginan SBY untuk mengembalikan citra Partai Demokrat. Prioritasnya, adalah mengangkat elaktabilitas dengan langkah mengambil alih segala wewenang Ketua Umum DPP, serta juga menindak lanjuti perkembangan Musyawarah Daerah sewaktu kepemimpinan Anas Urbaningrum yang dianggap mutlak ditinjau kembali.

Tak urung SBY mengambil tindakan tanggap, cepat dan aman, dengan memberikan arahan keseluruh kadernya melalui pesan singkat. Intinya dalam pesan singkat itu menyuruh para kadernya agar tidak mengeluarkan pernyataan ke publik, dan menahan diri untuk menghindari statement yang dinilai tidak penting, sebelum Anas berpidato tentang pengunduran dirinya.

Dampak dinamis dari dilemma panjang prahara Hambalang ini akan bersifat ekstensif, yang akan menjadi momok pada masa akhir jabatan SBY, tidak hanya mengenai cacatnya elektabilitas partai, bola panas pun sepertinya akan terus bergulir hingga merambah ke kasus-kasus lainnya, seperti kasus Bank Century yang diduga kuat melibatkan Pemerintahan SBY-Budiono.

Disisi lain,  membaca situasi atas tanggapan publik yang mengkritik kinerja KPK sarat dengan intervensi SBY dianggap sebagai “permainan” kasar yang murahan. Sebagaian besar publik beranggapan, kinerja KPK merupakan suatu bentuk penyelamatan hukum bagi kubu Keluarga Cikeas yang sejatinya akan dinyanyikan lembar demi lembar oleh Anas Urbaningrum.

Namun, adapun prediksi publik mensurvei, kemungkinan besar sebuah drama spektakuler akan menerpa kubu Keluarga Cikeas diakhir masa jabatan politis SBY. Publik berkeyakinan, ekses yang menimpa Anas saat ini membuat Anas semakin menjadi gerah untuk segera membuka kartu truf yang dipegang oleh Anas Urbaningrum.

Belum lagi simpati dari beberapa pembesar, seperti Ketua Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam, atau KAHMI, Mahfud MD yang sekaligus sebagai petinggi instansi kekuatan hukum tertinggi dinegara, secara frontal memberikan dukungan kepada Anas Urbaningrum agar dapat meniru adegan yang dilakoni tersangka Hambalang, Nazaruddin. Karena memang dengan nyanyian Nazaruddin lah menjadi penyebab utama yang membelit Anas sebagai tersangka.

[caption id="attachment_245643" align="aligncenter" width="300" caption="Dok. Rimanews.com"]

1361818512156521823

[/caption]

Suport yang diberikan Mahfud MD ini mendukung penuh statement Anas untuk membuka lembaran berikutnya dari skandal Hambalang ini, setidaknya menjadi upaya sebuah langkah konfrontrasi terhadap kinerja KPK agar bertindak independent dan professional, agar tidak condong memihak kepada satu oknum yang bertikai, entah itu wartawan, politikus, atau pemerintah. Hal tersebut tidak terlepas dari santernya isu yang beredar terkait penetapan status mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang dianggap sarat muatan politis akibat intervensi dari penguasa.

Selain itu, di internal partai, dukungan kepada Anas pun terus mengalir yang didominasi oleh kader-kader muda yang berasal dari berbagai daerah. Entitas dari faksi PD pendukung Anas ini mulai memperlihatkan loyalitasnya, hal tersebut membuktikan jika Anas memang mulai meletupkan amunisinya dari perang gerilya yang dimainkan oleh SBY.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline