untukmu :
surat ini mengenai kota itu
aku ingin menceritakaanya padamu:
aku diam-diam nyelinap masuk di bekas kotamu, melirik kenangan yang tertinggal lalu, aku mendengar tembok dan langit menggemakan namamu.
aku bertanya, di manakah kau sekarang--yang telah membangun kenangan di kota ini.
di lekung ingatan, ia jawab dengan diam.
dan seperti maling yang tertangkap basah,
aku diburu, aku lari dan sembunyi. tapi tiba-tiba saja aku sudah dihabisi massa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H