Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan Guru di Daerah Terpencil Menuju Tempat Tugas

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setelah menyelesaikan kuliah pertengahan tahun 2000, saya mencoba mendaftarkan diri mengikuti tes menjadi guru bantu daerah (guru kontrak) di Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Alhamdulillah lulus tes, di awal tahun 2001 kami mendapatkan SK penempatan tugas dari dinas pendidikan kabupaten untuk ditempatkan di sekolah masing-masing, kebetulan saya mendapatkan tugas di SMPN 9 Banyuasin III.

Awalnya saya tidak tahu persis sekolah tempat tugas baru saya ini. Rupanya lokasi tempat sekolah kami bertugas termasuk daerah trans-lokal yang terpencil dan rawan. Akses untuk mencapai daerah ini cukup sulit dan terbatas. Sebenarnya sudah ada jalan poros yang menghubungkan kecamatan ke desa tempat sekolah kami bertugas. Akan tetapi jalan tersebut tidak dapat dilalui kendaraan roda empat karena telah hancur dan berlumpur, jika ditempuh dengan kendaraan roda dua sangat rawan akan pembegalan/perampokan kendaraan. Sehingga tidak banyak warga yang berani menggunakan kendaraan roda dua melintasi jalan poros tersebut. Pernah beberapa guru yang pernah bertugas di daerah tersebut mengalami peristiwa pahit dibekal motornya. Satu-satunya rute alternative yang aman adalah melalui jalan setapak tersebut, dengan resiko harus ditempuh dengan berjalan kaki.

Hari pertama kami bertugas sungguh luar biasa rute yang harus kami tempuh untuk sampai ke sekolah impian tersebut. Dimulai berangkat dari rumah pukul 06.00 wib, kami mengawalinya dengan naik kendaraan roda empat menempuh perjalanan sejauh 18 km. sampai di ujung perkampungan pinggiran sungai, kami harus melanjutkan perjalanan dengan naik perahu dengan mendayung menyeberangi sungai lebih kurang 15 menit, setelah sampai di seberang dilanjutkan lagi berjalan kaki menelusuri jalan setapak dari hutan karet, semak belukar dan perdu sejauh 5 km. Jalan setapak ini pun tidaklah terbilang nyaman. Karena kadang harus melewati rawa-rawa, sungai kecil dan lumpur. Belum lagi cuaca yang kadang panas dan kadang hujan.

Setelah menempuh perjalanan sejauh 5 km, barulah kami bisa sampai di lokasi sekolah sekitar pukul 09.00 wib. Saat kami tiba, para siswa sudah berkumpul dengan riang menyambut kehadiran bapak/ibu gurunya. Sungguh rasa penat, capek dan lelah cukup terobati melihat semangat dan suka cita para siswa menyambut kehadiran guru-gurunya. Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline