Tidak bisa dipungkiri bahwa batik sangatlah melekat erat dengan budaya Jawa. Batik berasal dari bahasa Jawa yaitu Ngembat lan Titik. Ngembat yang artinya memindahkan/menuangkan malam pada media kain. Titik adalah titik yang dihasilkan dari alat batik canting. Selain itu ada juga yang mengartikan Amba lan titik. Amba artinya lebar/luas yakni mengenai media berkaryanya dan titik sebagai hasil dari canting.
Merujuk pada sejarah batik yang ada di Surakarta, bahwa seorang pengusaha Wicitran. Dianugerahi gelar sebagai abdi dalem Keraton " Abdi Dalem Kriya" atau " Hamong Kriya". Fenomena tersebut menjadi legitimasi bahwa batik rakyat (kawula) yang berkembang pada masyarakat diterima oleh keraton dan disebut batik istana. Dari legitimasi itulah adanya cap aristokrat melekat pada batik dan berkembang sampai sekarang disebut sebagai Batik Klasik.
Pada pembuatan pola batik tidak lepas dari akar utama budaya Jawa yakni "Sangkan Paraning Dumadi". Bahwa adanya kelahiran ataupun kematian karena hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya.
Dalam konsep Jawa ada istilah Triloka/Tribuana dan Mandala. Sebuah konsep sakral bagi masyarakat Jawa pada umumnya.
Konsep Triloka merupakan sebuah konsep ajaran filsafat Jawa yang berhubungan tentang jagat/alam atas (niskala) dengan jagat/alam bawah (sakala) dihubungkan oleh jagat/alam tengah (sakala-niskala).
1. Alam Niskala (Alam yang tak Nampak atau tak terindera)
2. Alam Sakala-niskala (Alam yang Nampak, yang terindera ataupun yang tak terindera)
3. Alam Sakala (Alam wadak, dunia ini)
Kemudian Menurut Dharsono dalam Budaya Nusantara menjelaskan Konsep Mandala adalah sebuah konsep hubungan interaksi yang membentuk satu kesatuan dan keseimbangan kosmos. Keterkaitan antara konsep tiga jagat/alam dengan mandala merupakan lingkaran yang menggambarkan kesempurnaan, tanpa cacat, utuh.
Salah satu contoh batik Semen Romo
Jika dilihat secara formalistic, tata susun motif batik yakni motif pohon hayat yang berada di tengah, dikelilingi oleh motif-motif tumbuhan, lidah api, burung serta dibagian luarnya diapit oleh motif sayap garuda. Adapun makna yang terdapat pada motif tersebut yakni berupa pohon hayat yang diartikan sebagai sumber kehidupan makluk di dunia.