Lihat ke Halaman Asli

Akankah Perang Suku Di Kwamki Lama Terulang?

Diperbarui: 26 Juni 2015   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jumat (30/1) siang, terdengar hiruk-pikuk di daerah Kampung Kwamki Lama, Timika Papua. Suku Dani-Lani yang tinggal di bagian bawah sedang berduka. Mereka kehilangan seorang anggota masyarakatnya Derwi Monimbo (49) meninggal. Kematian diduga masyarakatnya disebabkan oleh luka tertusuk anak panah saat perang antara suku Dani-Lani melawan suku Damal pada Agustus 2006. Usai penguburan jenazah Derwi, dengan pengawalan ketat dua truk anggota Polres Mimika, ratusan lelaki dewasa dari mereka mengangkat busur panah beserta anak panah dan parang berlarian sambil berteriak-teriak menuju Gereja GKI yang berada di pertengahan permukiman Dani-Lani dengan Damal. Mereka menyampaikan info kematian Derwi kepada gereja untuk diteruskan ke suku Damal.

Kepala Suku Dani-Lani, Yakobus Kogoya menjelaskan Derwi adalah warganya yang berprofesi sebagai pendeta. Saat perang antarsuku 2007, Derwi berusaha menyelamatkan warganya namun malah terkena anak panah yang dilepaskan suku Damal.

Saat akan dioperasi di rumah sakit, keluarga menolaknya. Derwi hanya mendapatkan perawatan seadanya dan meninggal. Yakobus mengatakan kematian Derwi membuat jumlah korban jiwa di pihaknya menjadi 12 orang.

Ia menuntut denda Rp 500 juta per kepala atau Rp 6 miliar kepada pelaku/lawan dan pemerintah. Ia berjanji perang antarsuku tidak akan terulang lagi jika denda dibayar dan warganya tak diancam suku tetangga.

Kepala Perang Suku Dani-Lani di Kwamki Lama, Negro Wanimbo mengatakan perang suku berpotensi terjadi lagi bila denda tak sgera dibayar. Mereka memberi batas waktu hingga awal Februari untuk penyelesaiannya.

"Kalau tidak dibayar, kita akan terus berperang dan seluruh warga suku Dani-Lani Kwamki Lama (jumlahnya mencapai 2.000-an jiwa) tidak mengikuti Pemilu," ujarnya.

Suasana di Kwamki Lama hingga sore hari tampak memanas dan tegang. Pasalnya, kedatangan ratusan suku Dani-Lani ke perbatasan Kampung Suku Damal sore kemarin dapat menjadi penanda tantangan. Bayar denda atau perang. Dalam budaya mereka, mengungkit sejarah/kenangan lama dapat berarti tantangan terbuka.

Bagaimanakah jawaban Suku Damal????

[caption id="attachment_50" align="alignnone" width="300" caption="Menunggu Instruksi"][/caption] [caption id="attachment_51" align="alignnone" width="300" caption="Memanas"][/caption] [caption id="attachment_49" align="alignnone" width="300" caption="Bersiap Berperang "][/caption] [caption id="attachment_48" align="alignnone" width="300" caption="Warga Suku Dani-Lani Di Kwamki Lama Timika"][/caption] keterangan foto: Suasana di Kampung Kwamki Lama Timika Papua, Jumat (30/1), saat ratusan masyarakat Suku Dani-Lani nya meminta denda adat kepada suku Damal dan pemerintah atas kematian 12 anggotanya saat perang suku Agustus 2006. Denda per kepala Rp500 juta, atau total Rp 6 miliar. Jika tidak dipenuhi, mereka mengancam akan berperang lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline