Lihat ke Halaman Asli

Pemikiran yang Terkotak-kotak

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia kadang-kadang berpikir dalam satu arah di mana pikirannya terkotak-kotak oleh suatu frame standar yang sudah ada. Kadang-kadang ini juga yang membuat kita sebagai manusia tidak bisa berkembang lebih dari yang telah biasa kita lakukan…

Kita sering membedakan sesuatu tanpa melihat apa yang terkandung dari sesuatu itu, sebuah batu apabila datangnya dari seorang yang terhormat akan dia terima dengan bangganya, namun bila sebatang emas hanya karena datangnya dari pengemis, maka yang ada dipikirannya rasa curiga yang sangat besar, dimana dia menyangka itu hanya batu biasa, tembaga, intan palsu dan seterusnya...

Jadi pandanglah segala sesuatu itu dari apa yang dia bawa dan coba teliti dengan seksama apa yang dibawanya itu, maka dengan cara ini, kita akan benar-benar beruntung...

Dan kita kadang sering sekali memandang suatu pekerjaan yang mesti dilakukan sebagai suatu penderitaan yang harus ditebus untuk menghindari teguran dan mendapatkan pujian sehingga dalam melakukan pekerjaan tersebut hanya sebagai beban belaka, padahal kita bisa juga memandang suatu pekerjaan itu sebagai suatu kenikmatan dan kebahagiaan yang luar biasa sehingga karena nikmatnya merasakan beban pekerjaan tersebut teguran dan pujian bukan suatu hal yang merisaukannya, yang pada akhirnya kita akan selalu menanti-nanti dan mengharapkan dengan kerinduan yang sangat dalam akan tibanya waktu untuk menjalankan pekerjaan lainnya.

”Kesuksesan seseorang ditentukan berdasarkan tingkat pemikiran orang tersebut”

Bagaimana keseharian kita dalam menjalankan ibadah? Apakah kita melaksanakannya sebagai suatu kenikmatan dan kebahagiaan ataukah melaksanakannya karena suatu penderitaan yang harus ditebus untuk menghindari neraka dan mendapatkan surga?

Apakah kita sudah menentukan pola pikir apa yang terbaik untuk diri kita sendiri? Apakah kita telah tahu apa yang terbaik bagi hidup ini? Apakah benar ketika kita berpikir keluar dari kotak maka kita akan sukses? Atau malah akan masuk ke dalam kotak yang baru?

Pada akhirnya, Jawabannya ada di setiap diri kita. Dan bila jawabannya sudah ditemukan maka kita sendiri yang akan menentukan ke arah mana kita akan berpikir, mengkonsep, bergerak, dan merubah sesuatu.

Semoga kita termasuk orang-orang yang melaksanakan pekerjaan ataupun ibadah karena suatu kenikmatan dan kebahagiaan... Aamiin....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline