Magelang (05/8) -- Belajar Bahasa Inggris adalah momok yang menakutkan bagi beberapa kalangan, khususnya bagi kalangan anak-anak tingkat TK hingga Sekolah Dasar.
Hal ini bisa terjadi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah dikarenakan metode pembelajaran Bahasa Inggris yang saat ini sering diajarkan di institusi pendidikan formal terasa begitu membosankan bagi siswa TK/SD itu sendiri.
Fakta inilah yang penulis dapatkan ketika melakukan observasi melalui diskusi dan tanya jawab ringan dengan anak-anak yang masih duduk di bangku TK hingga SD kelas 1-3 di Desa Banyurojo. Sehubungan dengan hal tersebut, banyak orang tua dari anak-anak di Desa Banyurojo ini yang menyayangkan proses pembelajaran Bahasa Inggris di masa pandemi saat ini, yang mana biasanya para siswa hanya diberi soal-soal untuk dikerjakan dalam jangka waktu tertentu.
Alih-alih membuat siswa setingkat TK dan SD memahami tentang berbagai makna kosa kata dasar dalam Bahasa Inggris, tugas-tugas ini malah membuat siswa merasa terbebani dan bosan dengan model pembelajaran yang konservatif sepeti yang selama ini banyak diajarkan di lembaga pendidikan formal.
Tidak bisa dipungkiri jika dalam masa pandemi seperti saat ini, para murid membutuhkan metode belajar Bahasa Inggris yang menarik dan menyenangkan, namun tetap memiliki bobot yang akan menambah pengetahuan dan pemahaman Bahasa Inggris para siswa.
Melalui beberapa permasalahan diatas, sang penulis artikel ini, Ichsanuddin Noorsy, yang juga merupakan mahasiswa KKN Tim II Undip 2021 dari program studi Sastra Inggris, berusaha memberikan sebuah terobosan pembelajaran Bahasa Inggris yang kreatif, interaktif dan edukatif bagi para siswa TK dan SD di Desa Banyurojo pada masa pendemi saat ini.
Edukasi Bahasa Inggris kepada siswa TK dan SD ini bertajuk "Pengajaran Kosa Kata Dasar Bahasa Inggris Melalui Metode Belajar Yang Kreatif dan Interaktif Sebagai Sarana Belajar Yang Efektif Bagi Anak Dalam Rangka Mewujudkan Suasana Belajar Yang Menarik dan Inovatif", sebuah kegiatan yang merupakan program kedua KKN yang dijalankan oleh penulis.
Program ini juga merupakan wujud konkret dari kepedulian penulis sebagai mahasiswa Sastra Inggris Universitas Diponegoro terhadap pendidikan masyarakat, khususnya dalam hal pemahaman siswa dalam Bahasa Inggris.
Program edukasi Bahasa Inggris ini berfokus pada peningkatan pemahaman siswa mengenai kosa kata dasar Bahasa Inggris yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, apa bedanya program edukasi kreatif Bahasa Inggris yang diajarkan oleh penulis dengan model pembelajaran Bahasa Inggris yang konservatif?
Tentu saja, metode belajar Bahasa Inggris yang diajarkan oleh penulis kepada siswa TK dan SD ini disesuaikan dengan kebutuhan murid akan proses pembelajaran Bahasa Inggris yang menarik dan menyenangkan, namun berbobot ilmu pengetahuan.