Lihat ke Halaman Asli

Ichsan Nur Ramadhan

Mahasiswa Jurnalistik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lakukan Kampanye One Love, Timnas Jerman dan Denmark Gugur di Fase Grup World Cup 2022

Diperbarui: 4 Desember 2022   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain Timnas Jerman protes atas larangan ban kapten One Love oleh FIFA | Sumber: AP Photo/Ricardo Mazalan, Viva.com


Seperti yang kita ketahui, World Cup 2022 diselenggarakan di negara Qatar yang identitasnya adalah negara Islam. Qatar terpilih menjadi tuan rumah pada tahun 2010. World cup edisi 2022 ini, dinobatkan menjadi piala dunia termahal. 

Pasalnya tuan rumah menghabiskan dana setidaknya sebanyak USD 229 miliar atau Rp 3.598,96 Triliun, dana tersebut digunakan untuk pembiayaan stadion, transportasi, serta akomodasi untuk para supporter

Sebagai negara Islam, Qatar memberlakukan beberapa aturan khusus untuk supporter antara lain : dilarang meminum alkohol di dalam stadion, dilarang membawa atribut simbol LGBT (bendera pelangi atau ban kapten pelangi), dan tidak diperbolehkannya menginap dengan lawan jenis yang belum menikah.

Terkhusus untuk pelarangan membawa atribut simbol LGBT, banyak pihak yang menentangnya, antaralain timnas Inggris, Jerman, Denmark dan berbagai negara lainnya. 

Mereka beralasan bahwa mereka bebas bersuara dan bebas untuk mengkampanyekan-nya. Bahkan mengancam untuk keluar dari FIFA. Jumat (02/12) timnas Jerman dan Denmark dipastikan tidak lolos ke putaran selanjutnya karena hanya finish di peringkat 3 dan 4. 

Warga net berspekulasi bahwa inilah 'karma' yang diterima mereka karena mengkampanyekan One Love atau mendukung LGBT. Timnas Jerman hanya memperoleh 4 poin dan finish diperingkat 3 dengan sekali kalah, sekali imbang, dan sekali menang. 

Terkejutnya, Jerman kalah saat melawan Jepang yang notaben nya bukan tim unggulan. Walaupun meraih kemenangan atas Costarica, Jerman tetap tidak lolos karena kalah selisih gol dengan Spanyol. Timnas Denmark pun tidak bisa berbuat banyak, mereka hanya mendapatkan 1 poin dan menjadi jurukunci di grup D.

Eden Hazard berpendapat bahwa mereka harus fokus untuk pertandingan, bukan fokus berkampanye. Banyak supporter yang resah karena tidak diperbolehkan membawa alkohol ke dalam stadion. FIFA berkomentar bahwa 3 jam di dalam stadion tidak akan membuat mereka tewas karena tidak minum alkohol. FIFA juga berkomentar, seluruh orang harus menghargai aturan yang dibuat tuan rumah termasuk tidak berkampanye One Love.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline