Lihat ke Halaman Asli

Ichsan

Belajar menulis

Ada yang Memanggili Namamu

Diperbarui: 24 Juni 2020   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada yang memanggili namamu
mengajakmu menerobos tingkap
lalu mengetuki gerbang kota
ditingkahi cuaca dan keramahan
yang setiap malam menggoda di sekitar tidurmu.

Ada yang memanggili namamu
mengajakmu untuk menyergap kota yang lain lagi
menyesap hangat kopi dan sedap cokelat
nyanyi atau sekedar gumam atau separagraf kisah
dan sehabis itu menapaki jalan sepi, ke ladang,
ke jalur sungai, ke belantara, ke air terjun,
dan bukit abu-abu.

Dan terus bercerita.

Ada yang memanggili namamu
untuk masyuk gigil di pepucuk pinus
berkabar tebaran mega
mengawan, mengangkasa jauh sekali,
lalu jemarimu asyik mencorengi ekor bimasakti

Ada yang memanggili namamu
untuk mengecup gemulai pantai
menguyup asin laut, menggambari pasirnya
dan membujuk matahari senja surup sedikit demi sedikit.

Ada yang memanggili namamu
untuk mencuri rahasia derai angin
melompati busur migrasi burung-burung,
membaca jejak acak kaki-kaki kuda,
gemerisik perdu dan rimbun kuning angsana
yang mengirim gambar dan sekeranjang pesan,
ketika roh-roh, yang tak juga pergi
ditulis ulang, dibaca lagi dan begitu seterusnya.

Ada yang memanggili namamu
ambang kabut dan pendar cahaya di setiap sudut,

Kamu adalah pengelana kata
bersuka ria di banyak kota
mesra bercakap dengan segala.

#fireworks

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline