Lihat ke Halaman Asli

Ichsan Herwanto

Mahasiswa Angkatan Covid-19

Tetap Eksis dengan Gulali Jadulnya, Kang Cecep Bikin Nostalgia!

Diperbarui: 9 Desember 2021   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kang Cecep tengah asyik membuat gulali dagangannya/Dokpri

Di Pasar Beringharjo yang selalu ramai dengan hiruk pikuk para wisatawan terdapat pedagang gulali jadul yang manis dan menggoyang lidah. Kang Cecep terlihat asyik membentuk gumpalan gula yang berwarna dan dipanaskan di sebuah wajan kecil yang di letakkan digerobak panggulnya. Setiap hari, Kang Cecep (31) selalu membawa dagangannya dari terbit hingga terbenamnya matahari.

Di awal pandemi, Cecep yang biasanya melayani ratusan siswa sekolah-sekolah di Yogyakarta harus menghentikan dagangannya selama beberapa bulan dan lalu dia pulang ke tanah kelahirannya, garut. Cecep sendiri mengaku bahwa pandemi menjadi tantangan terberat selama menjadi pengrajin gulali jadul. 

Tak sampai disitu, dia terus berjuang melawan pandemi dan harus menafkahi keluarga di rumah dengan kembali ke Yogyakarta dan melanjutkan dagangannya. Setiap hari dia beristirahat dan menghabiskan waktu malamnya di salah satu sekolah di sudut Yogyakarta.

Kang Cecep sendiri mengaku senang saat menggeluti pekerjaannya membuat gulali jadul. Cecep terlihat asyik membentuk gumpalan gula yang berwarna dan dipanaskan di sebuah wajan kecil yang diletakkan di gerobak panggulnya. 

Dengan cekatan laki-laki paruh baya itu membentuk hewan gajah yang bergading. Dengan daya kreatifitas yang tinggi ia meraih tusukan lidi yang dibawah bulatan gula panas yang berbentuk hewan gajah yang dibentuknya. 

Selanjutnya, gulali dengan bentuk gajah tersebut dibungkus dengan plastik agar tetap higienis. Dia mengaku mampu membuat 15 bentuk benda dan hewan. Bahkan sebagian besar gulali yang dibuatnya hanya butuh waktu 3 menit untuk menjadi sebuah bentuk yang diinginkan. 

“Biasanya pembeli banyak meminta bentuk hewan. Kalau bentuk-bentuk lainnya banyak yang suka juga seperti bentuk tumbuhan. Saya sangat senang menggambar berbagai bentuk itu, tapi ya harus punya daya kreatifitas yang tinggi juga,” ujar kang Cecep penjual gulali.

Profesi membentuk gulali menjadi berbagai macam bentuk benda dan objek tersebut ternyata sudah digeluti sejak 2011.  Pada tahun tersebut, gulali itu masih banyak yang meminati dan dicari oleh anak-anak, sehingga untuk menjajalkan gulali buatannya dia hanya berkeliling-keliling sekolah dan berjalan kaki puluhan kilometer. Dia mengaku mampu menjajalkan gulali dagangannya hingga ke sejumlah sekolah-sekolah.

Untuk menjajalkan gulali dagangannya, Kang Cecep mengaku tidak ada hari libur. Baginya tidak ada hari tanpa menjual gulali dagangannya, meskipun hari libur. Dia menjual gulalinya di lain tempat selain sekolah, seperti alun-alun kidul. Disana pembelinya bukan hanya anak-anak tapi juga orang dewasa hingga WNA.

“Saya beberapa kali menemukan WNA membeli gulali saya. Saya percaya diri dan tak takut untuk berkomunikasi dengan WNA dengan bahasa isyarat, “ujarnya sambil tertawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline