Lihat ke Halaman Asli

Mencapai Titik Jenuh

Diperbarui: 19 Juli 2021   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber | kompas.com

Pandemi di Indonesia sudah lebih dari satu tahun.Namun penanganan Covid-19 di Indonesia cenderung lambat.Seorang menteri pernah berkelakar bahwa Indonesia tidak akan terkena Covid-19.Belum lagi celotehan yang bunyinya.

Corona itu seperti istrimu,ketika kamu mau mendapatkannya, kamu berpikir kamu bisa menaklukan dia. Tapi sesudah menjadi istrimu, kamu tidak bisa menaklukkan istrimu,"kata Mahfud saat mengisi acara Halal Bihalal Keluarga Besar Universitas Sebelas Maret (UNS). 

Penetapan istilah sepanjang Covid-19 terkesan membingungkan masyarakat. Alih-alih membuat masyarakat patuh akan protokol kesehatan dan menghimbau masyarakat untuk tetap di rumah saja,tetapi feedback yang didapatkan masyarakat tidak sepadan.Pada dasarnya apapun penetapan istilah saat pandemi yang menjadi masalah utamanya adalah bagaimana Pemerintah bisa menjamin hak-hak masyarakat ketika di rumah saja, Pemerintah hanya sampai tahap menghimbau,tetapi bantuan yang diberikan oleh Pemerintah tidak sepadan.

Pemerintah menyuruh masyarakat untuk sabar,mau sabar seperti apalagi?Ketika ditengah-tengah pandemi,Pemerintah masih tetap saja mengesahkan Undang-Undang yang sangat kontroversial yaitu Omnibus Law. 

Sungguh menarik kelakar di Indonesia ini,kita memang punya Pancasila dan dikenal ramah masyarakatnya,nilai-nilai Pancasila tersebut mungkin hanya menjadi hiasan seolah kita memang Pancasilais.

Lihatlah ketika seorang menteri sedang asik menonton sebuah sinetron salah satu TV di Indonesia ketika PPKM,memang hilang crisis of sense yang ada di Indonesia.Entah sampai kapan pandemi ini berakhir,kami sudah sangat-sangat lelah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline