UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SALATIGA
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM
"Museum Trowulan: Menjelajahi Warisan Budaya Majapahit"
Sejarah Museum Trowulan
Sejarah singkat berdirinya museum ini adalah pada tahun 1924, R.A.A. Kromodjojo Adinegoro ( Bupati Mojokerto), bekerja sama dengan Ir. Henry Maclaine Pont (seorang arsitek Belanda), untuk mendirikan "Oudheeidkundhige Vereeneging Majapahit" (OVM). Perkumpulan ini bertujuan untuk meneliti dan melestarikan berbagai peninggalan-peninggalan Kerajaan Majapahit. OVM menempati sebuah rumah di Situs Trowulan, yang terletak di jalan raya Mojokerto -- Jombang KM.13. Di tempat inilah mereka menyimpan berbagai artefak yang diperoleh dari hasil penggalian, survei, maupun penemuan tak terduga. Seiring dengan bertambahnya koleksi, munculah sebuah gagasan atau ide untuk membangun sebuah museum yang lebih representatif.Ir. Henry Maclaine Pont
Pada tahun 1926, berdirilah Museum Majapahit. Museum ini menjadi tempat untuk menjaga berbagai artefak dan peninggalan Majapahit. Namun seiring datangnya penjajah Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, Museum Majapahit terpaksa ditutup dan McLine Pont, sang arsitek, ditahan karena berkebangsaan Belanda. Sejak saat itu, museum mulai berganti-ganti pengelola. Hingga akhirnya, Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto wilayah kerja Provinsi Jawa Timur mengambil alih pengelolaan museum. Museum ini tak hanya melestarikan peninggalan Majapahit, tetapi juga seluruh peninggalan kuno yang tersebar di wilayah Jawa Timur. Pergeseran ini membawa dampak positif bagi museum. Koleksinya semakin bertambah banyak, hingga membutuhkan ruang yang lebih luas untuk menampungnya. Oleh karena itu, museum dipindahkan ke lokasi yang lebih luas, berjarak sekitar 2 km dari tempat semula, namun masih berada di Situs Trowulan.
Museum ini resmi dibuka pada tahun 1987 dan memiliki luas 57.625 meter persegi. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi benda bersejarah, seperti arca batu, keramik, dan prasasti.
KOLEKSI MUSEUM
Dari samping gedung utama Museum Trowulan, ada bangunan joglo tanpa dinding yang menyimpan arca-arca dan benda-benda dari zaman Kerajaan Majapahit, Kahuripan, Kediri, dan juga Singasari. Secara keseluruhan peninggalan milik kerajaan Majapahit menjadi mayoritas koleksi yang berada di museum ini. Jumlah koleksi museum diperkirakan mencapai sekitar 80.000 koleksi benda purbakala, yang diklasifikasikan dari mulai periode prasejarah, periode klasik (zaman Hindu dan Buddha), periode Islam, hingga periode kolonial. Karena jumlah koleksi yang begitu banyak, museum ini pada tanggal 1 Januari 2007 ditetapkan sebagai Pusat Informasi Majapahit (PIM).
Berikut beberapa koleksi yang terdapat di Museum trowulan: